“BU, anak saya ini sekarang usianya 3 tahun, saya mau masukin PAUD. Kata ibu-ibu di komplek, anak-anak seusia ini masuknya ke PAUD nanti udah agak gedean dikit baru masuk TK,apa iya mesti begitu bu?” tanya seorang teman suatu kali.
Saya tersenyum mendengar ia berbicara, lantas berkata,” Bunda dapat informasi itu darimana? Apakah Bunda tahu apa bedanya PAUD dengan TK?”
Dahinya berkerut, nampak ia sedang berpikir. Bunda ini seorang dosen di salah satu kampus swasta.
“PAUD itu singkatan dari Pendidikan Anak Usia Dini, sedangkan TK singkatan dari Taman Kanak-Kanak. Keduanya sama-sama mengurus anak dari 0 tahun sampai 6 tahun. Sama bukan, Bun?” lanjut saya.
Sontak ia pun tertawa, “ Saya baru ngeh, ternyata sama ya?”
“Wah, Bunda terlalu sibuk ngurus mahasiswa ya, hingga obrolan ibu-ibu ditukang sayur jadi referensi,” tutur saya menggoda.
“Intinya sih begini bu, saya sedang mencari sekolah yang aman untuk anak saya, ada nggak, ya?” tegasnya.
“Kalau Bunda mencari, Insya Allah ada…” tandas saya.
Setelah kami berbicara agak lama, ada satu hal yang saya garis bawahi dari pembicaraan kami. Bunda mencari sekolah yang aman untuk anak usia 3 tahun.
Tak sedikit saya mendapati pertanyaan dari para ibu muda tentang sekolah yang bagus. Setelah pembicaraan berlangsung lama, kesimpulannya para orangtua ini menilai sekolah itu bagus dari bentuk fisiknya. Gedungnya bertingkat, ruangan ber-AC, belajar menggunakan layar yang disentuh, guru mengajar memakai microphone. Memiliki laboratorium komputer, laboratorium bahasa dan alat-alat lainnya yang memakai tekhnologi modern atau yang canggih.
Selain bangunan fisik yang mereka lihat, jumlah murid juga memengaruhi. Sekolah yang bagus itu yang jumlah muridnya banyak. Pendaftarannya antri dan ada ujian masuk. Namun orangtua masih mengabaikan, apakah semua yang bagus-bagus itu aman untuk anak usia dini atau tidak. Para orangtua anak usia dini, hendaknya mempelajari terlebih dahulu tempat yang bagaimana yang aman untuk anaknya. Media apa saja yang aman digunakan untuk belajar putra putrinya.
Selain itu, berapa jumlah anak yang aman berada dalam satu ruangan dengan anak kita, agar memenuhi ruang geraknya. Berapa jumlah anak yang layak dipegang oleh satu guru agar semua anakbisa mendapat pendampingan yang sama dari gurunya.
Jika itu dipelajari sebelum memasukan anak ke sebuah sekolah,maka akan ditemukan sekolah yang aman untuk anak kita.
Selain itu, orangtua yang memiliki anak usia dini hendaknya memperhatikan sejauh mana guru memahami tahap perkembangan anak. Sehingga ketika kita berniat memasukan anak sekolah sedini mungkin agar perkembangannya terbangun bisa tercapai.
Namun jika salah memilih sekolah, alih-alih berniat mencerdaskan anak yang terjadi malah sebaliknya. Bukan kecerdasan yang terbangun namun terjadi kerusakan atau malah keterlambatan tahapan perkembangan. Mau tahu sekolah yang aman, observasi saja bagaimana kegiatan belajar berlangsung di sekolah itu. Mudah kan? []