ANUGERAH bagi seorang perempuan ialah melahirkan dan menjadi seorang ibu. Rasa sakitnya ketika melahirkan tidak ia rasakan. Bahkan, ketika anak yang dilahirkannya itu sudah tumbuh dewasa, sang ibu tak pernah menuntut balik atas usaha mengeluarkan ia dari rahimnya.
Tapi, tahukah Anda, ada yang lebih sakit daripada melahirkan bagi seorang ibu. Apakah itu?
Ketika anak tumbuh dewasa, tak jarang anak tidak mementingkan bagaimana pengorbanan seorang ibu. Baik itu ketika melahirkan, merawat dan mengasuhnya hingga tumbuh dewasa.
Kini, cobalah tengok, banyak anak-anak yang tidak lagi patuh dan hormat pada ibunya. Ketika disuruh, mereka menentang. Ketika dinasihati, seolah-olah telinga mereka menjadi tuli. Bahkan, ketika sang ibu ingin bersamanya, ia lebih senang di luar bersama teman-temannya.
Inilah hal yang lebih menyakitkan bagi seorang ibu. Ibu selalu ingin yang terbaik bagi anaknya. Ia tidak akan menunjukkan rasa sakitnya itu. Ia akan sembunyikan tangisnya dalam diam dan pengaduan terhadap Tuhan. Dikala sepertiga malam, dalam pengaduannya, ia tidak pernah mendoakan anaknya menjadi anak yang buruk. Melainkan, ia tetap berdoa yang terbaik bagi anak, walau hatinya terluka.
Sadarlah, walau kita tak pernah melihat bagaimana sakitnya hati seorang ibu dikala kita membentaknya, acuh padanya dan tak peduli padanya, tapi cobalah lihat perasaannya. Rasa cintanya begitu besar pada kita. Walau kita selalu berlaku buruk padanya, ia tetap menyayangi dan terus berusaha memberikan kita yang terbaik. Lalu, masihkah kita mengikuti ego, dengan selalu menentang padanya? []