LEDAKAN keras telah mengguncang ibu kota Suriah Damaskus dan langit dipenuhi dengan asap tebal pada Sabtu (14/4/2018) pagi. Peristiwa ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangan udara sebagai pembalasan atas dugaan penggunaan senjata kimia negara itu.
“Lebih dari 100 rudal jelajah dan rudal udara-ke-darat ditembakkan oleh AS, Inggris dan Prancis dari laut dan udara pada sasaran militer dan sipil Suriah,” kata kementerian Rusia dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita RIA Novosti.
Pentagon mengatakan, lebih dari 100 rudal diluncurkan ke sejumlah sasaran di Suriah dari sejumlah pesawat tempur. Antara lain empat jet tempur Inggris, Tornado, yang berpangkalan di Siprus.
Dalam sebuah pidato, Trump secara khusus menunjuk Rusia dan Iran, dua negara sekutu Suriah untuk tidak mendukung Presiden Bashar Assad.
“Rusia harus memutuskan sendiri apakah akan terus menempuh jalan gelap itu atau bergabung dengan negara-negara yang beradab sebagai kekuatan untuk stabiitas dan perdamaian. Semoga suatu waktu kita akan berjalan seiring bersama Rusia, dan bahkan mungkin Iran, tetapi mungkin tidak,” kata Donald Trump.
“Negara macam apa yang ingin dikaitkan dengan pembunuhan masal terhadap kaum pria, perempuan dan anak-anak tak bersalah? Negara-negara di dunia ini bisa dinilai dari sahabat yang mereka pilih. Tak ada negara yang bisa berhasil dalam jangka panjang, dengan mempromosikan negara yang jahat, tiran yang brutal, dan diktator pembunuh,” ungkap Trump.
Ia menyatakan, serangan-serangan rudal ini akan terus berlangsung sepanjang Suriah masih memiiki kemampuan serangan kimia.
“Kami siap untuk melanjutkan (serangan) ini sampai rezim Suriah berhenti menggunakan zat-zat kimia terlarang,” ancam Trump pada Rezim Assad. []
SUMBER: ARAB NEWS, BBC