QATAR– Qatar menyampaikan rasa terimakasih dan bersyukur atas dukungan Turki selama masa krisis diplomatik dengan Negara-Negara Teluk yang dimulai awal bulan Juni, ujar Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammad bin Abdurrahman Al-Thani mengatakan hari Kamis.
Turki selalu memiliki hubungan yang kuat dan awet dengan Qatar tetapi hubungan itu tidak membuat hubungan Ankara dengan negara Teluk lainnya rusak, ujar al-Thani mengatakan pada sebuah panel diskusi di ibukota AS yang berfokus pada bagaimana menyelesaikan krisis itu.
“Turki telah mendukung Qatar dengan rantai suplai karena blokade yang telah diberlakukan, dan mendesak pihak-pihak yang terkait untuk menyelesaikan dengan dialog,” katanya dikutip Anadolu Agency.
Seperti diketahui Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab tiba memutuskan hubungan dengan Qatar pada 5 Juni 2017 dengan menuduh pemerintahan Doha mendukung terorisme.
Doha menyangkal tuduhan itu dan telah menolak sebuah daftar berisi 13 permintaan yang diterimanya dari empat negara jika ingin memperbaiki hubungan tersebut.
Al-Thani mengatakan banyak pernyataan mengenai Qatar tidak berdasar dan negaranya siap untuk berbicara dengan negara tetangganya untuk menyelesaikan masalah itu.
“Selama itu tidak melanggar kemerdekaan kami dan kedaulatan nasional kami, kami siap untuk duduk dengan tetangga-tetangga kami dan membicarakan semua masalah itu,” Al-Thani mengatakan. “Krisis itu harus diakhiri dengan solusi politik oleh aktor-aktor internasional yang berpatisipasi.”
Dia menyebut pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson “sangat produktif”, tiga minggu setelah AS menyuarakan kebingungannya mengenai embargo dukungan Saudi terhadap negara kecil itu.
Al-Thani percaya Tillerson bekerja keras untuk menyelesaikan krisis itu dan berharap upaya-upaya tersebut akan berhasil.[]