MAKKAH — Berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), dakam dua hari pelaksanaan puncak haji, ada 54 jamaah yang wafat. Jumlah tersebut terdiri atas 16 orang wafat di Arafah dan 38 orang di Mina.
Sebanyak 54 jamaah haji Indonesia wafat selama prosesi puncak haji di Arafah dan Mina.
Bagi jamaah yang mengambil nafar awal, mereka telah menyelesaikan melontar junrah hari ini, Ahad (3/9). Sedangkan bagi jamaah yang mengambil nafar tsani, mereka masih harus melaksanakan lontar jumrah pada Senin (4/9/2017).
Total jamaah wafat di Tanah Suci berjumlah 216 orang. Rinciannya, dua wafat di Jeddah, 36 di Madinah dan 124 di Makkah.
“Data hingga sore tadi, 216 jamaah wafat. Pada periode yang sama, jumlah ini lebih banyak dibanding tahun lalu,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Lukman menjelaskan ada berbagai faktor penyebab kejadian tersebut. Mulai dari jumlah jamaah yang tahun ini lebih banyak hingga cuaca panas.
Pada hari pertama melontar jumrah, Jumat (1/9/2017) kemarin, banyak jamaah haji Indonesia yang tumbang karena kelelahan. Stamina mereka telah terkuras sebelumnya, saat wukuf di Arafah. Jamaah haji harus menempuh jarak empat kilometer dari Mina menuju jamarat dengan berjalan.
Usai wukuf di Arafah, jamaah bergeser ke Muzdalifah. Kemudian mereka ke Mina untuk mabit (bermalam) dan melempar jumrah. Setelah menyelesaikan lontar jumrah, jamaah akan melaksanakan thawaf ifadhah dan sa’i di Masjid Al Haram, Senin (4/9/2017).
Kepala Seksi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah yang bertanggung jawab dalam operasional di KKHI Mina Edi Supriyatna mengatakan jamaah yang wafat di KKHI Mina karena penyakit jantung.
“Dengan komplikasi penyakit saluran pernapasan,” pungkasnya.[]
Sumber:ihram.co.id