ABDULLAH bin Ummi Maktum, seorang penduduk asli Makkah yang berasal dari suku Quraisy. Ia anak dari paman Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Rasulullah. Ayahnya bernama Qais bin Zaid sedangkan ibunya bernama Atikah binti Abdullah.
Abdullah bin Ummi Maktum termasuk sahabat yang mula-mula masuk Islam. Oleh karena itu, ia termasuk orang yang merasakan penderitaan dan penganiayaan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy. Meski demikian, hal itu tidak membuatnya mundur dan lepas dari agama yang dibawa oleh Rasulullah. Ia tetap kukuh di atas agama tauhid.
BACA JUGA: Nasihat Bagi Para Pencari Ilmu
“Tidaklah sama antara orang yang beriman yang tidak turut berperang tanpa mempunyai uzur dan orang yang berjihad di jalan Allah” (QS. An-Nisa [4]: 95).
Turunnya ayat tersebut menyebutkan tentang keutamaan orang-orang yang beriman yang berjuang di jalan dan berjihad di jalan Allah dibandingkan dengan orang-orang yang tidak ikut berjuang. Abdullah bin Ummi Maktum, ia bersedih hati karena tidak bisa meraih derajat itu.
Jika Abdullah bin Ummi Maktum tau akan keutamaannya, lantas mengapa ia tidak bisa ambil bagian dalam berjuang dan berjihad?
BACA JUGA: Naiknya Derajat karena Ilmu
Sesungguhnya tak ada hal yang menghalanginya untuk ikut bergabung dengan pasukan kaum Muslimin di medan jihad, kecuali hanya satu. Abdullah bin Ummi Maktum terlahir ke dunia ini dalam kondisi tak bisa melihat, dengan kata lain, ia terlahir buta.
Hal itu tidak lantas membuatnya patah semangat. Abdullah bin Ummi Maktum justru semakin rajin mendatangi majelis Rasulullah, dengan tekun ia semangat untuk menyimak setiap pelajaran yang diberikan Rasulullah, ia juga semangat untuk menghafal Al-Qur’an. Rasa ingin tahunya begitu besar, dan membuatnya bisa lebih unggul dibanding yang lain. []
Sumber: Khazanah Intelektual, Para Abdullah di Sekitar Rasulullah, Sya’ban 1434 H., hal 21, 22, 23, 24.