BAGI para jomblo yang sedang merindukan tulang rusuk, Iedul Qurban adalah saat yang paling tepat
#eh.
Ada cinta, setia dan taat di sana. Berkelindan dalam mahligai rumah tangga Nabiyullah Ibrahim yang melahirkan keturunan shalih, Ismail yang tunduk, patuh dan berserah diri saat sang ayah mengabari hendak menyembelihnya.
BACA JUGA: Bagaimana Hukum Hewan Kurban Mati Sebelum Disembelih?
Dari perjalanan hidup ayah dan anak inilah kita menerima syariat penyembelihan kambing, sapi atau unta. Lalu membagikannya, berderma dalam ridha, suka, dan kebahagiaan sesama.
Di sini kita belajar berkorban dengan sesuatu yang berharga, terbaik dan penuh makna. Belajar menyembelih hewan dan menebarkan dagingnya. Juga menyembelih sifat kehewanan dan menebar fitrah kemanusiaan.
Menyembelih kesombongan dan menebar kesantunan; Menyembelih keburukan dan menebar kebaikan.
Menyembelih arogansi dan menebar toleransi; Menyembelih kecongkakan dan menebar kesopanan.
Menyembelih kepelitan dan menebar kedermawanan; Menyembelih tinggi hati dan menebar rendah hati.
Menyembelih kerusuhan dan menebar kedamaian; Menyembelih ketergesaan dan menebar kesabaran.
Menyembelih khianat dan menebar amanah; Menyembelih kebohongan dan menebar kejujuran.
BACA JUGA: Sejarah di Balik Hari Raya Kurban
Menyembelih pengecut dan menebar keberanian; Menyembelih pecundang dan menebar kepahlawanan.
Menyembelih kehinaan dan menebar kemuliaan; Menyembelih kerendahan dan menebar keagungan.
Menyembelih segala bentuk keburukan dan menebar segala rupa kebaikan.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Walillahilhamdu..
[]