SEMOGA badai ini cepat berlalu.
Hari demi hari tanpa penghasilan buat mereka yg saat ini terhambat aktivitasnya, pasti rasanya bagaikan berpekan-pekan, bahkan berbulan-bulan. Berat, khawatir keluarganya nggak bisa makan.
Bukan, bukan hanya driver ojol atau taxol, tapi berbagai sektor usaha kecil dan menengah.
Banyak mulut yang nggak bisa disuapi, karena gak ada penghasilan. Berharap santunan, tapi dari siapa, dari mana? Dan tangan di bawah itu nggak baik juga, dan nggak enak.
Nggak semua punya simpanan uang banyak. Karena banyak yg hari ini bekerja, pendapatannya untuk makan esok harinya. Esok hari, untuk makan keluarganya lusa. Begitu seterusnya.
Semoga badai ini cepat berlalu.
Karena setiap hari memikirkan mereka yang sedang khawatir akan persediaan makanannya, bikin hati ini perih. Nggak berdaya.
Menyesal juga, saya sering posting makanan, karena bisa jadi yg lihat postingan saya nggak punya makanan sebaik kita. Nggak bisa bikin kopi dalgona. Boro-boro bikin kue, menu mereka lagi-lagi mie instan, paling bagus telor ayam (maaf ini refleksi pribadi, bukan utk judgment siapapun).
Yang punya kelebihan harta, yuk lihat sekeliling. Bantu para UKM yg berhenti usahanya, karena di rumah mereka mungkin ada anak-anak yang butuh makan. Mereka nggak punya privilege utk dapat bantuan pemerintah, tp sama-sama kesulitan.
Buka mata lebar-lebar untuk saling memperhatikan. Saling bantu, supaya kita selamat bareng-bareng.
Atas izin Allah, semua akan kembali seperti sedia kala. Aamiin.
Catatan hari kesekian masa karantina, yang selalu penuh air mata. []