NAJAH Aqeel, seorang siswa sekolah menengah di Tennessee, Amerika Serikat (AS) akhirnya diijinkan mengenakan hijab dalam pertandingan bola voli yang diikutinya setelah sempat didiskualifikasi pada September lalu.
Pada bulan September Aqeel didiskualifikasi dari permainan setelah seorang wasit mengutip aturan bahwa atlet tersebut membutuhkan izin dari Tennessee Secondary School Athletic Association (TSSAA) untuk mengenakan hijab. Demikian laporan Texarkana Gazette yang dikutip dari About Islam.
BACA JUGA: Jilbab Tak Halangi Kapten Tim Bola Voli Ini Berlaga di Proliga
Akhir yang membahagiakan datang kepada Aqeel ketika asosiasi atletik sekolah menengah Tennessee tersebut memberikan keputusan pada Kamis (10 Desember 2020) untuk mengizinkan penggunaan penutup kepala yang terkait dengan identitas agama selama kompetisi olahraga.
Undang-undang baru mengizinkan aksesori kepala simnol agama, seperti jilbab, turban, dan yarmulkes, selama tidak “kasar, keras, atau berbahaya bagi peserta dan pemain lain.” Itu juga harus dipasang sedemikian rupa sehingga “sangat tidak mungkin lepas saat bermain.”
Aqeel mengatakan dalam rilis berita bahwa dia merasa terhormat telah menjadi bagian dari perubahan yang akan mempengaruhi banyak orang.
“Saya ingin berterima kasih kepada TSSAA atas peran mereka dalam mengambil langkah besar dalam membuat semua orang merasa diikutsertakan dalam arena olahraga,” katanya.
Di seluruh dunia, wanita Muslim menentang batasan budaya dan stereotip untuk bersaing di level olahraga tertinggi. Di bidang sepak bola, anggar, angkat besi, bola basket, hoki es, dan lainnya, wanita Muslim berhijab berhasil mencapai impian mereka dengan tetap menjaga kesopanan dan syariat dalam berpakaian.
BACA JUGA: Ini 7 Hijaber yang Mantap Berprofesi di Bidang Olahraga
Beberapa hijaber telah mengukir prestasi di seluruh dunia. Pada 2016, 14 wanita Muslim meraih medali di Olimpiade Rio. Ini termasuk pemain anggar Amerika Ibtihaj Muhammad, wanita Muslim pertama yang mewakili Amerika Serikat di podium.
Namun, hijaber di dunia olahraga lain terus mengalami diskriminasi terkait dengan hijab yang dikenakannya. Di Indonesia, judoka Miftahul Jannah mengalami hal itu. Dia tak bisa berlaga di Asian Para Games Oktober 2018 lalu karena aturan larangan hijab. Dia pun mundur dari pertandingan karena menolak melepas hijab. []
SUMBER: ABOUT ISLAM