GUNUNGAN sampah di depo pembuangan Jalan Merbabu, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY, terpantau mulai berkurang drastis atau nyaris habis setelah sebelumnya sempat viral di media sosial.
Berdasarkan pantauan pada Selasa (10/10) sore, sampah berbagai jenis yang sempat menggunung bahkan meluber ke jalan dan memanjang sampai puluhan meter sekarang sudah ‘tergerus’.
Pada Selasa sore terpantau hanya tersisa tumpukan sampah yang tak setinggi kemarin di dalam area depo saja.
BACA JUGA: Viral di Tiktok, Dokter Hidup Sendirian di Rumah Mewah Tapi Penuh Sampah
Tumpukan sampah berkurang berkat sejumlah truk pengangkut serta truck compactor yang mondar-mandir sejak Minggu (8/10) malam kemarin hingga Selasa sore ini.
Terlihat belasan petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta yang masih mengangkut sisa-sisa sampah dan menutup depo menggunakan kain terpal.
Salah satu warga Gondolayu, Bambang Feri, yang sudah tujuh tahun terakhir berjualan makanan di sekitar lokasi depo mengaku lega melihat sampah-sampah di selatan gerobak angkringannya sedikit demi sedikit mulai terkikis habis.
Feri pun mengklaim situasi tumpukan sampah ini adalah yang paling sedikit sejak akhir Agustus 2023 lalu atau tepatnya semenjak satuan linmas tak lagi berjaga dan membatasi pembuangan sampah di sana.
“Dari akhir Agustus kemarin, nggak pernah (lebih sedikit). Ini yang paling sedikit. Kalau paling banyak ya yang kemarin Minggu,” kata Feri.
“Ke depan semoga bisa normal layaknya yang kemarin (sebelum menggunung dan meluber),” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko mengatakan setidaknya ada sepuluh armada truk yang dioperasikan untuk mengangkut sampah-sampah depo Kotabaru.
Haryoko memperkirakan total volume sampah yang harus diangkut dari depo Kotabaru ini kurang lebih 60 ton dan seluruhnya dikirim ke Tempat Pembuangan sampah (TPA) Regional Piyungan mulai hari ini.
“Karena kemarin TPA Piyungan libur,” kata dia.
Ia mengatakan, pengerjaan pengangkutan sampah dari depo Kotabaru ke TPA Regional Piyungan akan dilanjutkan kembali Rabu nanti.
Sebagai informasi, TPA Regional Piyungan beroperasi terbatas dengan sistem 3 hari buka dan sehari tutup. Artinya, dalam sepekan hanya tidak beroperasi sehari.
Sebelumnya diberitakan, tumpukan sampah berbagai jenis terpantau menggunung di depo pembuangan Jalan Merbabu, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Senin (9/10).
Situasi itu merupakan salah satu imbas pembatasan operasional TPA Piyungan yang selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Bantul (Kartamantul). TPA itu pernah ditutup sementara 23 Juli hingga 5 September 2023 karena kelebihan kapasitas.
Keputusan ini didasari kesepakatan bersama Pemda DIY dan Kartamantul dikarenakan lokasi zona eksisting TPA Regional Piyungan yang sudah sangat penuh dan melebihi kapasitas, sehingga pelayanan sampah yang mencapai 850 ton per hari dari ketiga wilayah itu tak memungkinkan dilakukan.
BACA JUGA: Baru Diresmikan, Danau di Sekitar Masjid Al Jabbar Jadi Tempat Sampah Pengunjung
Menyikapi potensi darurat sampah, Pemda DIY meminta masing-masing kabupaten/kota mengelola sampahnya sendiri. Pemerintah Kota Yogyakarta diizinkan mengirimkan sampahnya ke TPA Piyungan dengan batasan maksimal 127 ton per hari dan sisanya dikelola sendiri. Untuk diketahui, produksi sampah harian di Kota Gudeg data Juli 2023 lalu mencapai 210 ton.
Sejak beroperasinya TPA Piyungan pada 6 September, Pemkot Yogyakarta memaksimalkan tempat pembuangan sampah maupun depo-depo yang ada di wilayahnya. Selain itu memasifkan gerakan-gerakan pengelolaan sampah yang sudah berjalan macam Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja (Mbah Dirjo), serta gerakan zero sampah anorganik.
Di samping itu masih ada fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), daerah Nitikan, Umbulharjo, yang mampu mengolah sampah organik maupun anorganik sebanyak puluhan ton per hari. []
SUMBER: CNN