Oleh: Ruq Ummu Aisyah
ruqummuaisyah@gmail.com
ADA seorang istri yang tega membunuh suami dan anak tirinya. Ketika diwawancara sebuah media, si istri menjelaskan alasan ia membunuh adalah karena terlilit hutang 10 Milyar. Per bulan ia harus mengeluarkan uang 200 juta untuk dibayarkan ke bank, sementara suami tidak peduli dengan utang yang ditanggung istri, permintaan istri untuk menjual aset (rumah) pun diabaikan suami.
Suami seolah berlepas diri dari tanggung jawab, padahal si istri mengaku bahwa hutang 10 M itu biaya kehidupan sehari-hari dan suaminya tidak pernah mau bekerja. Sumber nafkah semuanya dari istri, suami kerap memarahi istri ketika istri mengungkit perihal penjualan aset. Sementara istri hanya ingin hidup damai, hidup tenang tanpa kejaran utang.
BACA JUGA: Umur Dunia hanya Tiga Hari
Dendam menyatu bersama bisikan setan, sebuah rencana jahat ia susun bersama eksekutor bayaran. Alih-alih menyesali perbuatan, si istri justru lega saat suami dan anak tirinya meregang nyawa, yang ia pikirkan hanyalah dengan terbunuhnya mereka, harapan untuk hidup tenang kini hadir di depan mata.
See, betapa semua bermula dari orientasi.
Contoh lain yang lebih sederhana, pada sebagian orang, kumandang azan adalah panggilan paling mendesak dari segala panggilan, tetapi bagi sebagian yang lain ia tak ubahnya hanyalah seperti angin lalu, diabaikannya begitu saja panggilan agung itu.
Orang yang beriman, tentu akan bergegas menempati shaf pertama, niatnya jelas, tidak mau ketinggalan takbiratul ula, meraih keutamaan pahala shalat berjamaah di mesjid. Tetapi tidak demikian bagi orang yang lalai, ia akan menutup telinga, melanjutkan kesibukan dunia yang tidak ada habisnya.
Apa yang membedakan keduanya? Ya, orientasi. Betapa perbedaan orientasi mampu melahirkan jejak amal yang berbeda pada setiap manusia. Padahal keduanya sama-sama memiliki peluang dan potensi kebaikan, hanya saja semua menjadi berbeda karena orientasi dari keduanya pun berbeda.
Bersyukurlah kita yang dikaruniai nikmat iman dan islam, dari sana kita diajarkan tentang tujuan sebuah penciptaan, bahwa tidaklah Alloh menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaNya (QS Adz Dzariyat: 26). Sebab itu, orang beriman akan menjadikan setiap aktivitas hidupnya senantiasa bernilai ibadah, sebagai bentuk wujud ketundukan kepada Alloh yang Maha Menciptakan.
BACA JUGA: Tipuan Itu Bernama Dunia
Lalu apa yang membuat orang-orang lupa akan hakikat penciptaan? Tidak lain dan tidak bukan adalah tipu daya dunia yang melenakan, padahal dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau belaka. Maka mulai detik ini, mari periksa kembali setiap orientasi yang ada dalam diri, sudahkah kita menempatkan dan meletakkannya sesuai dengan ridho ilahi? Kalau belum, ayo segera perbaiki! []
RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.