TAK seorang pun dapat menandingi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal menghormati seorang pelayan dan budaknya. Beliau sama sekali tidak memandang mereka adalah seorang pembantu semata. Beliau memerhatikan segala kebutuhan budaknya, memahami perasaan mereka, mengangkat hak-hak mereka dan menghargai pendapat mereka. Tentunya hal ini tidak bisa sembarang orang melakukannya, sungguh luar biasa apa yang ada dalam kepribadian Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
BACA JUGA: Abu Umair Terhibur dengan Kedatangan Rasulullah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki banyak budak dan juga pengasuh yang kemudian beliau bebaskan semuanya, berikut beberapa namanya:
- Ummu Aiman, pengasuh yang melayani Rasulullah semenjak ditinggal ibunya. Beliau begitu menghormatinya. “Ummu Aimana adalah ibu setelah ibuku,” begitu kata beliau.
- Anas bin Malik, anak kecil yang dahulunya dibawa berkunjung oleh Abu Thalhah ke rumah Rasulullah dan ia menawarkan Anas kecil untuk menjadi pembantunya.
- Tsauban, salah seorang budak Rasulullah yang begitu mencintai beliau dan bahkan tak mau lepas dan jauh dari beliau.
- Hunain, budak yang senantiasa melayani Rasulullah berwudhu dalam tempayangnya sendiri.
- Safinah (nama pemberian nabi), budak Ummu Salamah yang kemudian dibebaskan dengan syarat, yakni melayani Rasulullah sampai beliau wafat.
- Syurqan, salah satu yang ikut memandikan jenazah Rasulullah
- Bakir ibn Syudzkah, merupakan pelayan cilik Rasulullah dan belum baligh.
- Rabiah ibn Ka’b al-Aslami, budak yang tinggal bersama Rasulullah dan selalu siap siaga dalam memenuhi kebutuhan beliau.
- Barirah, budak Aisyah yang kemudian hari dibebaskan.
- Abu Hudzaifah, salah seorang budak Ummu Salamah, seorang yang banyak menukilkan hadist tentang akhlak Rasulullah.
- Abdul Quddus, pelayan Rasulullah yang dulunya seorang Yahudi.
BACA JUGA: Dialog Rasulullah dan Abu Bakar Sebelum Fathu Makkah
Sebagian ahli sejarah menyebutkan nama-nama –selain nama mereka– adalah: Abul Khasyah, Anisah, Rabah, Yasar, Abu Rafi’, Abu Muwaihiah, Hisyam ibn Dhumairah, Abu Hind, Abu Lubabah, Ruwaifa’ dan Salma. (Al-Taratib al-Idariyyah: 1/28)
Semua budak Rasulullah dibebaskan tanpa terkecuali. Mereka diperlakukan sangat baik, diberi bimbingan dan juga didoakan. Meski mereka telah dibebaskan, mereka tak ingin meninggalkan rumah beliau. Mereka selalu ingin bersama beliau, dan bangga menjadi budak beliau. Satu yang selalu mereka impikan, yakni ridha beliau. []
Sumber: Dr. Nizar Abazhah, 2009. Bilik-Bilik Cinta Muhammad, Kisah Sehari-hari Rumah Tangga Nabi. Diterjemahkan dari Fi Bayt al-Rasul, terbitan Dar al-Fikr. Jakarta: Zaman.