Pulang kerja seorang suami melihat isterinya yang tertidur pulas karena kecapekan bekerja seharian di rumah.
Suami mencium kening isterinya dan bertanya, “Bunda, udah shalat Ashar belum?”
Isterinya terbangun dengan hati berbunga-bunga menjawab pertanyaan suami, “Sudah yah.”
BACA JUGA: Bangun Keluarga Islami nan Bahagia, Ini Cirinya
Isterinya beranjak dari tempat tidur mengambil piring yang tertutup, sore itu isterinya memasak kesukaan suaminya.
“Lihat nih, aku memasak khusus makanan kesukaan ayah.”
Piring itu dibukanya, ada sepotong kepala ayam yang terhidang untuk dirinya.
Suami memakannya dengan lahap dan menghabiskannya.
Isterinya bertanya, “Ayah, kenapa suka sekali makan kepala ayam? Padahal aku sama anak-anak paling tidak suka sama kepala ayam.”
Suaminya menjawab, “Itulah sebabnya karena kalian tidak suka, maka ayah suka makan kepala ayam supaya isteriku dan anak-anakkulah yang mendapatkan bagian yang terenak dan terbaik.”
Mendengar jawaban suami, terlihat butir-butir mutiara mulai menuruni pipi sang Istri.
BACA JUGA: Rezeki dari Allah, Sebab Menjaga Istri dan Anak
Jawaban itu menyentak kesadarannya yang paling dalam.
Tidak pernah dipikirkan olehnya ternyata sepotong kepala ayam begitu indahnya sebagai wujud kasih sayang yang tulus kecintaan suami terhadap dirinya dan anak-anaknya.
“Makasih ya ayah atas cinta dan kasih sayangmu,” ucap sang isteri.
Suaminya menjawab dengan senyuman, pertanda kebahagiaan hadir di dalam dirinya. []
SUMBER: RUANG MUSLIMAH