SERUAN untuk shalat yakni azan, memiliki irama yang indah. Di berbagai belahan dunia, irama lantunan azan ini beragam. Ada perbedaan halus dalam ritme dan nada pada lafaznya. Itulah seni azan.
Tahukah Anda tentang seni azan?
Direktur Ihsan Institut Sheikh Ahmed Saad mengatakan seni azan dikembangkan pada masa Dinasti Ottoman dan merupakan cara kreatif bagi pendengar untuk mengetahui waktu shalat dengan mendengar nada azan.
“Kala itu tidak ada jam tangan. Orang mungkin sedang sibuk bekerja di pertanian dan tidak dapat melihat waktu. Tapi dengan mendengar nada azan, mereka akan tahu waktu shalat yang mana,” kata Sheikh Saad seperti dikutip dari Middle East Eye.
BACA JUGA: Berdoalah Setelah Selesai Azan
Melodi Maqam Azan
Berdasarkan variasi sistem melodi maqam Timur Tengah, menggabungkan tangga nada, frasa, dan harmoni untuk menciptakan suasana hati dalam musik klasik atau bacaan Alquran, azan dapat membangkitkan banyak sekali emosi. Ada beberapa melodi maqam azan.
1 Maqam Nawahand
Azan yang dilantunkan di maqam Nahawand, dinamai berdasarkan provinsi Nahavand di Iran, tempat asalnya. Imam Hafiz Ali dari Cambridge Central Mosque, Inggris mengatakan irama Nahawand bersifat melankolis dan sering digunakan untuk shalat ashar pada Kamis.
2 Maqam Bayati
Maqam Bayati adalah gaya azan klasik yang digambarkan sebagai azan yang menenangkan dengan nada yang hangat dan dalam.
“Zhuhur adalah ibu dari doa dan Bayati. Shalat zhuhur adalah yang pertama didirikan oleh umat Islam awal,” ujar Sheikh Saad.
BACA JUGA: Reaksi Generasi Salaf Saat Dengar Azan, Mengharukan
3 Maqam Sabah
Irama lambat maqam Sabah biasanya terdengar saat fajar untuk shalat subuh yang terdengar lembut ke dalam masjid.
4 Maqam Segah
Untuk shalat maghrib, azan biasa dilatunkan dengan ketukan cepat maqam Segah.
“Waktu maghrib juga merupakan waktu berbuka puasa selama Ramadhan dan puasa tambahan di luar bulan suci. Mereka tidak menginginkan azan yang panjang saat itu. Selain itu, di bulan Ramadhan setelah berbuka, masyarakat harus bersiap-siap untuk shalat tarawih. Jadi azan dipersingkat,” jelas Imam Ali.
BACA JUGA: Jangan Sia-siakan Doa Antara Azan dan Iqamah
Melatih Azan
Di Tunisia, muazin peserta pelatihan pergi ke Institut Musik Tunisia Rachidi untuk menyempurnakan gaya maqam dan penampilan azan mereka. Sheikh Saad menyebut membutuhkan waktu enam bulan hingga lebih dari satu tahun bagi seorang muazin untuk bisa sepenuhnya terlatih.
Itu semua tergantung seberapa cepat mereka dapat memahami seluk-beluk dalam gaya, seberapa bagus telinga mereka, dan bakat mereka. Seorang siswa yang belajar bagaimana membaca Alquran dapat memilih maqam tertentu untuk dibaca dan dengan waktu dan keahliannya, kemungkinan akan mengembangkan gaya mereka sendiri.
“Jika Anda membaca sebuah ayat tentang siang dan malam, surga dan neraka, Anda akan menggunakan maqam Segah, seperti gelombang, itu kontras dengan emosi,” ucap Sheikh Saad.
BACA JUGA: Inilah 5 Bacaan ketika Mendengar Azan
Sheikh Mohammad Rifat
Dikutip Middle East Eye, Jumat (10/9/2021), Syeikh Saad sendiri merasa tergerak oleh irama azan maghrib Sheikh Mohammad Rifat dari Mesir.
Sebagai seorang anak di tahun 1990-an, Syeikh Saad mendengarkan mendiang sheikh Mohammad Rifat di rumah orang tuanya di kegubernuran Monufia, di Mesir utara.
“Sheikh Mohammad Rifat melambangkan bulan suci. Dia adalah Ramadhan dan Ramadhan adalah dia, keduanya terikat selamanya,” ujar Syeikh Saad.
Demikianlah kekuatan azan mampu bertahan dalam memori Syeikh Saad, bahkan menginspirasinya menjadi sosok ulama seperti sekarang.
Sheikh Rifat adalah orang pertama yang membacakan Alquran dalam bahasa Arab di Radio BBC pada 1935. Dia lahir pada 1882 dan populer karena suaranya yang merdu. Dia meninggal pada 1950, tapi warisannya tetap hidup.
“Tidak heran dia dikenal sebagai Suara Surga bertahun-tahun kemudian, masih terasa seperti azannya datang kepada kita dari suatu tempat surgawi,” kata Syeikh Saad. []
SUMBER: MIDDLE EAST EYE