TAHUKAH kamu bahwa tersenyum telah menjadi ilmu dan bentuk seni yang dibutuhkan untuk peningkatan hubungan sosial dan ekonomi? Ini juga diperlukan untuk hubungan diplomatik antara individu, komunitas, dan negara masing-masing.
Dr. Ali Al-Halawani, asisten profesor studi linguistik dan terjemahan, mengungkapkan penjelasan terkait hal itu di laman About Islam.
Pada awal abad ke-20, tertawa secara resmi diakui sebagai ilmu yang disebut dengan “The Psychology of Laughter.”
Gérard Jugnot, aktor Prancis, pernah berkata, “Tertawa seperti penghapus kaca depan, tidak menghentikan hujan tetapi memungkinkan kita untuk terus maju.”
BACA JUGA: Selain Bernilai Sedekah, Senyum Ternyata Mempunyai 10 Manfaat Luar Biasa
Sementara, menekankan pentingnya tersenyum, Voltaire berkata, “Senyuman mencairkan es, memasang kepercayaan diri dan menyembuhkan luka; itu kunci dari hubungan antarmanusia yang tulus.”
Senada dengan itu, penulis drama dan penyair hebat, William Shakespeare berkata, “Lebih mudah mendapatkan apa yang Anda inginkan dengan senyuman daripada dengan ujung pedang.”
Pepatah Tiongkok yang terkenal pun ada yang berbunyi, “Pria tanpa wajah tersenyum tidak boleh membuka toko. Mengapa? Karena orang seperti itu tidak akan pernah bisa menarik perhatian orang lain, menaklukkan hati mereka, atau membuat mereka membeli lebih banyak!”
Lantas, bagaimana pandangan Islam tentang senyuman?
Dalam sunnah, Nabi Muhammad selalu ceria dan berwajah cerah. Menurut sejarawan dia selalu tersenyum di hadapan para sahabatnya sampai-sampai Abdullah ibn Al-Harith ibn Hazm berkata, “Saya belum pernah melihat orang yang tersenyum lebih dari Nabi.” (HR At-Tirmidzi)
Jarir ibn Abdullah berkata, “Rasulullah SAW tidak pernah menolak izin saya untuk melihatnya sejak saya memeluk Islam dan tidak pernah melihat saya melainkan dengan senyum.” (HR Sahih Muslim)
Selain itu, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kamu tidak bisa memuaskan orang dengan hartamu, tetapi memuaskan mereka dengan wajah ceria dan akhlak yang baik.” (HR Abu Ya`la dan Al-Hakim; Hadits shahih)
Abu Dzar meriwayatkan dari Nabi SAW bahwa dia berkata, “Jangan meremehkan perbuatan baik, (sekecil apapun kelihatannya) bahkan jika itu adalah pertemuanmu dengan saudara laki-lakimu dengan wajah yang ceria.” (HR Sahih Muslim)
Nabi SAW pun berkata, “Tersenyum ke wajah saudaramu adalah tindakan amal.” (HR At-Tirmidzi; Dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
Hebatnya, tersenyum sama dengan sedekah, tanpa harus membayar sepeser pun. Ini memang merupakan solusi Nabi bagi mereka yang ingin memberi sedekah tetapi tidak mampu memberikan harta.
Senyum adalah mata air yang tak ada habisnya, jika kita tahu cara menggunakannya. Jika kita menggunakan senyum, dengan bijaksana dan bijaksana, kita bisa memenangkan hati. Mereka akan lebih terbuka dan siap untuk mendengarkan apa yang kita bagikan tentang iman kita yang indah.
Allah Yang Maha Kuasa berfirman dalam Al Qur’an:
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”;
maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS An Naml: 18-19)
Betapa indah senyuman jika itu berasal dari seseorang yang kuat dan ditawarkan kepada seseorang yang lemah? Atau ketika orang yang lebih tua tersenyum pada seseorang yang lebih muda? Dan seberapa kuat senyuman itu ketika ditawarkan dari penguasa kepada rakyatnya? Betapa menakjubkannya pula senyuman saat muncul di saat bencana, krisis, atau panik?
BACA JUGA: Tersenyum Dapat Membuat Jiwa Bahagia (2-Habis)
Itulah senyum Nabi Sulaiman yang direkam dalam Alquran. Senyumannya dipenuhi dengan kelembutan, gairah, dan kekaguman atas apa yang dikatakan dan dilakukan semut kecil itu. Itu adalah senyuman yang meredakan ketegangan situasi. Ini memulihkan keamanan, keamanan, ketenangan dan kedamaian bagi semua orang.
Jadi, yang harus kita lakukan adalah menjaga senyum indah di wajah kita setiap saat.
Namun, senyuman mekanis yang tidak masuk akal atau dibuat-buat tidak dimaksudkan di sini; senyum palsu tidak bisa menipu siapa pun.
Yang dimaksud di sini adalah senyum tulus yang bersumber dari lubuk hati yang paling dalam. Senyuman yang menembus dinding hati orang lain dan menetap di sana sebagai raja yang dimahkotai. Senyuman yang menandakan dan menunjukkan karakter baik seseorang.
Abdullah ibn Al-Mubarak pernah menjelaskan tentang akhlak yang baik, “Itu adalah wajah yang tersenyum, melakukan yang terbaik dalam kebaikan, dan menahan diri dari bahaya.” (Jami` at-Tirmidzi)
Jadi, tersenyumlah! []
SUMBER: ABOUT ISLAM