Oleh: Garnis
g3niezh@gmail.com
SENYUM adalah perwujudan sikap positif. Senyum yang tulus berawal dari sikap positif. Sikap positif ini diterima oleh bagian otak tertentu dan dipancarkan melalui wajah. Kedua ujung bibir bergerak ke atas dan terlihat sedikit gigi. Kemudian, terjadilah gerakan di sekitar mata yang membuatnya semakin ramah.
Acapkali kita mendengar ungkapan senyum adalah ibadah. Kok bisa ya sebuah senyum menjadi ibadah?
BACA JUGA: Ketika Umar bin Khattab Dipersilahkan Shalat di Tempat Ibadah Agama Lain
Contoh kecil, pernah suatu kali ketika saya berjalan menuju sekolah tempat saya mengajar, ada seorang ibu-ibu yang berpapasan dengan saya sambil tersenyum dan berkata “Mari bu…,” entah kenapa sebuah senyuman tersebut mampu membangkitkan perasaan bahagia saya pada saat itu dan reflek saya pun ikut tersenyum. Padahal saya tidak mengenal ibu itu siapa.
Pernah juga suatu kali ketika saya pergi ke sebuah kantor pemerintahan untuk mengurus sebuah surat, salah satu pegawai dengan tersenyum dan ramah sekali menanyakan apa keperluan saya. Sikap pegawai tersebut tak pelak membuat urusan saya jadi terasa ringan dan nyaman berada di sana.
Kedua contoh di atas membuktikan bahwa sebuah senyuman mampu menjalin sebuah hubungan yang baik antara seseorang dengan orang lain yang bahkan belum kenal. Perasaan bahagia yang ditimbulkan senyum yang kita berikan secara tidak langusng sudah mendatangkan kebaikan bagi diri kita dan orang lain.
Secara sosial, senyum sangat membantu proses sosialisasi dan interaksi sesama manusia. Bahkan, seseorang yang tidak kenal sama sekali pun lebih mudah cair jika mereka suka tersenyum.
BACA JUGA: Senyum, Ini Keistimewaannya yang Diungkap Alquran dan Hadis
Penelitian yang diterbitkan di Jurnal Motivation and Emotion menunjukkan bahwa senyuman lebar di foto pernikahan ternyata turut berperan dalam keawetan rumah tangga. Berdasarkan riset mereka, para responden yang tersenyum bahagia saat menikah tidak ada yang bercerai, berbeda dari pasangan pengantin berwajah datar—25% di antara mereka akhirnya berpisah!
Selain foto pernikahan, para ahli juga meneliti dari foto responden saat masih kanak-kanak. Hanya 11 % responden dengan foto masa kecil tersenyum lebar mengalami perceraian, sementara 31% di antara responden yang kurang tersenyum terbukti bercerai. Kesimpulan para ahli: senyuman mendukung kita untuk memiliki kehidupan yang lebih bahagia. Masya Allah.
Jadi, sudahkah kita menebar kebaikan dengan senyum termanis hari ini? []