Oleh: Muhammad Abduh negara
SELAIN memerlukan ilmu yang mendalam, dengan mempelajari berbagai cabang ilmu syar’i secara bertahap, dari tingkat mubtadi sampai muntahi, seorang da’i juga perlu memiliki keluasan pandangan dan wawasan, dengan belajar atau mendapatkan celupan dari banyak guru, bacaan dan madrasah pemikiran.
BACA JUGA: Dakwah Melalui Tulisan
Bisa jadi ada yang sudah menguasai Bulughul Maram dengan sangat baik, memahami kajian sanad tiap Hadits dan ‘ilalnya, fiqih Hadits serta istidlalnya, namun ia gagap bertemu realita.
Ia kebingungan saat berhadapan dengan beragam pandangan dan pemahaman, akhirnya sulit memetakan mana perbedaan yang masih bisa dihormati dan mana yang tidak, mana yang masih dalam ranah ijtihadi dan mana yang sudah keluar dari ranah tersebut.
Ujungnya dua sikap yang sama-sama ekstrim:
BACA JUGA: 5 Penyakit di Jalan Dakwah
1. Bermudah-mudahan menyesatkan setiap kalangan yang berbeda dengannya, atau sebaliknya.
2. Menghormati semua pemikiran dan pendapat, sampai-sampai pemikiran dan pendapat yang jelas penyimpangannya pun juga dihormati.
Wallahu a’lam. []