DALAM suatu riwayat diceritakan, salah seorang sahabat yang sangat mencintai Rasulullah, baru memeluk Islam. Pada suatu hari setelah duduk bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, ia keluar ke suatu tempat, melihat aurat wanita dengan sengaja, maka ia merasa telah berbuat dosa besar.
Ia pun menyendiri ke atas gunung dan tidak mau lagi melihat wajah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam karena mata itu telah berbuat zina. Sehari, dua hari, tiga hari, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mendapat kabar dari Jibril.
Beliau pun bertanya, “Di mana itu si Fulan? Tidak pernah hadir lagi salat berjamaah, tidak pernah lagi hadir di majelis?”
Maka beliau mencari ke rumahnya dan menanyakan perihal pemuda itu kepada keluarganya.
Keluarganya berkata, “Ia naik ke atas bukit, konon mau bertaubat.”
BACA JUGA: Nabi-nabi Palsu yang Muncul di Zaman Rasulullah dan Setelahnya
Abu Bakar RA diutus untuk melihatnya dan ternyata pemuda itu sedang menangis.
Abu Bakar yang merasa keheranan pun bertanya, “Kenapa engkau ini?”
Pemuda itu menjawab, “Aku telah berbuat dosa.”
“Ya sudah, sekarang menghadap kembali kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam,” perintah Abu Bakar.
Pemuda itu menjawab, “Aku tidak berani melihat wajah Rasulullah, mataku telah berbuat dosa, mataku ini tidak pantas lagi melihat wajah Rasulullah.”
Kemudian Abu Bakar berkata, “Urusan adab dan malumu singkirkan dulu, kau diperintahkan oleh Rasulullah untuk datang.”
Maka ia pun datang menghadap Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dan saat itu beliau sedang melaksanakan salat maghrib. Ketika ia mendengar bacaan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dari kejauhan, ia pun terjatuh dan roboh karena tidak mampu mendengarkan indahnya lantunan suara beliau.
Pemuda itu pun dipapah oleh Abu Bakar dan terus masuk ke barisan salat. Selesai salat ia hanya terdiam di tempatnya, orang satu persatu pergi dan pergi dan tinggallah ia sendiri.
Rasulullah berkata, “Mendekatlah engkau.”
Pemuda itu menjawab, “Baiklah Yaa Rasulullah.”
Sampai ia dekat dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dan pahanya dekat dengan pahanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.
Ia tidak berani mengangkat kepala untuk melihat wajah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam.
“Wahai Rasulullah, aku tidak mau lagi melihat wajahmu karena mataku sudah banyak berbuat dosa,” ucap pemuda itu.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam pun berkata, ”Mohonlah ampunan kepada Allah.”
Maka si pemuda berkata, “Aku meyakini bahwa Allah Maha Pengampun, namun mata yang sudah banyak berbuat dosa ini tidak lagi pantas melihat wajahmu wahai Rasulullah.”
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Angkatlah kepalamu, pandanglah aku.”
Pemuda itu mengangkat kepalanya sedikit, air matanya mengalir dan ia menunduk menangis di pangkuan Nabi dan pemuda itupun wafat. Allah Ta’ala mewafatkan pemuda itu di pangkuan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam pun menangis.
BACA JUGA: Disunnahkan Rasulullah SAW, Inilah Manfaat Jalan Kaki bagi Kesehatan
Sahabat Abu Bakar berkata, “Aku melihat air mata Rasulullah jatuh di atas kepala pemuda itu saat ia menciumi paha sang Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam hingga wafat di pangkuan Rasulullah.”
Maka, para sahabat berkata, “Kami ini berjihad siang dan malam tapi tidak kebagian wafat di pangkuan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.”
Dalam satu hadis Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, Beliau bersabda bahwa ada tujuh golongan yang mendapatkan naungan Allah dimana ketika itu tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Di antara 7 golongan itu adalah seseorang yang ketika mengingat Allah maka mengalirlah air matanya. []
Wallahu a’lam
SUMBER: JALAN SIRAH