PUASA Ramadhan yang dijalani umat Islam rupanya menginspirasi seorang pria beragama Kristen mengikuti puasa. Pria itu berbuka puasa bersama Clear Lake Islamic Center dan Muslim American Society di Seabrook, Texas, Amerika Serikat (AS).
Pada pertemuan di Clear Lake Islamic Center dan Muslim American Society itu, pria tersebut memiliki kesempatan untuk berbincang tentang model integrasi sosial Nabi Muhammad dan bagaimana model ini dapat diimplementasikan di masyarakat saat ini.
BACA JUGA: Pelajaran untuk Akhlak di Bulan Ramadhan
Ia mendengar orang lain berbicara tentang warisan aktivisme keadilan sosial Nabi dan pentingnya melakukan perbuatan baik untuk umat manusia di AS dan lain-lain. Meskipun Ia sebelumnya berpartisipasi dalam puasa dengan umat Islam, pertemuan Clear Lake itu menurutnya istimewa karena melibatkan banyak non-Muslim yang berkumpul untuk menunjukkan dukungan kepada tetangga Muslim mereka, dan untuk belajar lebih banyak tentang Islam.
Pertemuannya dengan umat Muslim selama bertahun-tahun telah mengajarkan bahwa mengkritik dan mengutuk agama lain adalah sia-sia. Hal tersebut hanya memperkuat benturan antara agama satu dengan yang lain.
Dilansir dari Mvslim, ternyata umat Kristiani juga diajarkan berpuasa dalam alkitab. Hal inilah yang menjadi alasan pria beragama Kristen itu mengikuti puasa di bulan Ramadan.
“Alih-alih mengipasi api kesombongan dan ketidaktahuan, saya melakukan apa yang Yesus minta untuk saya lakukan, terlibat dengan kemanusiaan dan menawarkan tangan damai kepada orang-orang yang telah dicap sebagai “musuh.” Dalam semangat inilah saya memutuskan untuk berpartisipasi dalam sesuatu yang melekat antara Kristen dan Islam, yaitu puasa selama bulan Ramadan,” ujarnya.
Ia percaya bahwa puasa adalah yang terpenting dalam tradisi Kristen.
“Yesus melakukan puasa pada banyak kesempatan, terutama ketika ia dicobai oleh kejahatan (Matius 4: 1-11; Markus 1: 12-12; Lukas 4: 1-4). Tujuan puasa Yesus itu sederhana, yaitu untuk mendekat kepada Allah untuk bimbingan. Ramadan memungkinkan Ia sebagai pengikut Yesus, untuk lebih dekat dengan Tuhan dan semua ciptaan-Nya, yang mencakup berbagai ras, etnis, budaya, dan bangsa,” ungkapnya.
Sedangkan Muslim percaya bahwa puasa adalah pilar penting dari iman Islam. Memang, puasa selama bulan Ramadan adalah salah satu dari Lima Rukun Islam. Umat Islam selama bulan suci ini fokus tidak hanya berpantang dari makanan dan kotoran di tubuh / pikiran, tetapi juga kesadaran akan Yang Maha tinggi dan harapan-Nya atas kita sebagai manusia.
Kesadaran akan Tuhan, atau taqwa dalam istilah Islam, dikembangkan oleh umat Islam selama bulan Ramadan melalui amal dan pelayanan kepada umat manusia. Ini juga dipupuk ketika komunitas Muslim di seluruh dunia mengundang tetangga mereka untuk memecahkan roti bersama mereka dan menyebarkan pesan perdamaian.
Dalam konteks pertemuan dengan Muslim, pria kristiani itu mengaku Ramadan mengajarkan bahwa kesejahteraannya tergantung pada kesejahteraan tetangganya.
“Jika umat Islam menderita, saya juga menderita karena kita adalah bagian dari komunitas yang sama. Kesejahteraan kita tergantung pada komitmen kita bersama untuk keharmonisan dan persatuan sosial,” tuturnya.
BACA JUGA: Ramadhan Ini, Christiano Ronaldo Sumbang 1,5 Juta Dolar bagi Palestina
Menurutnya, pernyataan Muhammad mengungkapkan bahwa Ramadan lebih dari sekedar tidak makan, dan seberapa baik hubungan antar kelompok orang yang diharapkan oleh Tuhan. Ia mengaku puasa yang Ia jalani lebih dari sekadar isyarat persahabatan sederhana untuk membangun jembatan untuk saling mengerti antara Muslim dan Kristen.
Menurutnya puasa adalah adalah tentang semangat Ramadan dan bagaimana kesempatan ini membawa Ia dan orang lain lebih dekat dengan Yang Maha Kuasa. Ia mengamati Ramadan bukan karena Ia seorang Muslim, tetapi karena seorang Kristen dan seorang manusia yang peduli terhadap sesamanya. []
SUMBER: MVSLIM