AMERIKA SERIKAT–Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan telah mencapai kesepakatan perdamaian bersejarah yang akan mengarah pada normalisasi penuh hubungan diplomatik pada Kamis (13/8/2020), Reuters melaporkan.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Israel mengaku bakal berhenti berupaya untuk mencaplok wilayah Tepi Barat. Kesepakatan damai ini disebut-sebut sebagai hasil dari diskusi panjang antara Israel, UEA, dan Amerika Serikat (AS), kata pejabat Gedung Putih.
BACA JUGA: Solidaritas untuk Lebanon, Warga Palestina Gelar Aksi Donor Darah
Kesepakatan kontroversial tersebut telah disetujui dalam panggilan telepon antara Presiden As Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Putra Mahkota UEA, Sheikh Mohammed Bin Zayed.
“Terobosan BESAR hari ini! Perjanjian Perdamaian Bersejarah antara dua teman BESAR kami, Israel dan Uni Emirat Arab,” tulis Trump di Twitter.
Para pejabat menggambarkan perjanjian tersebut, yang dikenal sebagai “Abraham Accords,” sebagai yang pertama sejak Israel dan Yordania menandatangani perjanjian damai pada tahun 1994.
Di sisi lain, Palestina menyebut kesepakatan yang antara UEA dan Israel yang ditengahi AS ini sebagai ‘Penusukan di belakang yang berbahaya’.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dengan tegas menolak dan mengecam kesepakatan normalisasi hubungan Israel dan UEA tersebut.
“Pimpinan Palestina menolak dan mengecam pernyataan trilateral Uni Emirat Arab, Israel, dan Amerika yang mengejutkan,” kata Nabil Abu Rudeineh, penasehat senior Presiden Mahmoud Abbas, Kamis (13/8/2020).
BACA JUGA: Palestina Tolak Bantuan Medis dari UEA, Ini Alasannya
Sementara itu Hamas menegaskan bahwa kesepakatan normalisasi penuh antara UEA dan Israel, merupakan langkah pengecut dan pelanggaran nyata terhadap hak-hak keagamaan, nasional dan sejarah Palestina.
Dalam keterangan persnya, Kamis (13/8/2020) Hamas menyatakan bahwa normalisasi tersebut merupakan pengkhianatan terhadap Palestina dan para pejuang perlawanan, serta tindakan keji yang mengganggu perjuangan bangsa Palestina dalam mengusir penjajah, dan meraih kemerdekaan Palestina.
Normalisasi yang dilakukan UEA merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan dunia Arab dan Islam, dan pukulan telak bagi keamanan bangsa Arab, serta tantangan terhadap kehendak bangsa Arab dan dunia Islam yang mendukung perjuangan Palestina, lanjut Hamas. []
SUMBER: MEMO | PALINFO