BERKATA sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
“Sepantasnya bagi penghafal al Qur’an mengenal malamnya di saat manusia tidur,
mengenal siangnya di saat manusia berbuka (tidak puasa),
mengenal sedihnya di saat manusia gembira,
mengenal tangisannya di saat manusia tertawa,
mengenal diamnya di saat manusia mencampurkanadukkan perkataan mereka,
mengenal khusyu’nya di saat manusia bersikap sombong.
“Selayaknya bagi penghafal al Qur’an menjadi orang yang banyak menangis, bersedih, santun, bijak dan pendiam. Dan tidak pantas bagi penghafal al Qur’an menjadi orang yang berwatak ekstrem, lalai, suka ribut dan pemarah.” [Shifah ash Shofwah, I/ 413]