ADIL Makki pria berusia 33 tahun ini sudah sukses di usianya yang relatif muda. Pria yang bernama lengakap Adil Abdul Manief Makki ini adalah satu-satunya pria berparas Asia yang ikut dalam rombongan Raja Salman.
Cicit dari KH. Zainul Arifin Pohan—tokoh NU—sudah memiliki perusahaan sendiri. Perusahaanya bergerak di bidang konstruksi dan diberi nama bernama Adil Makki Contracting Company (AMCO).
Bisnisnya tak hanya di bidang konstruksi, Adil juga menggarap bisnis restoran. Bapak satu orang anak ini memulai serius berbisnis sejak usia 18 tahun dan saat usianya menginjak 25 tahun, ia sudah mampu mendirikan perusahaan tersebut yang kini sudah memiliki 200 karyawan.
Sejak kecil, Adil memang sudah tertarik dengan dunia bisnis. Orang tua Adil punya bisnis perjalanan haji dan umrah juga catering.
Dari situ, Adil mulai ikut-ikutan berbisnis. Hingga usianya beranjak dewasa, Adil mulai berbisnis sendiri sampai akhirnya masuklah dalam kumpulan para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jeddah.
Baca Juga: Dalam Rombongan Raja Salman, Ada Pria Berdarah Indonesia?
Adil jadi Ketua Hospitality nya. Karier Adil terus berlanjut hingga mengantarkannya masuk ke tingkatan Kadin yang lebih tinggi yaitu Kadin Arab Saudi. Dari situlah, Adil mulai banyak mengenal pengusaha-pengusaha sukses. Bisnis dan nama besar Adil mulai mengembang.
Pebisnis muda ini menganggap kegagalan dalam bisnis adalah hal biasa. Ia berambisi menggapai kesuksesan di usia muda. Untuk itu, ia habiskan masa gagal selagi muda, agar tua menuai hasilnya.
“Adil ambisinya di situ, mumpung muda, kita kan pasti melakukan kesalahan dalam berbisnis, kesalahan itu kan kerugian, jadi kita belajar, belajar itu enggak ada yang gratis, jadi gagal itu saat usia muda, jadi bisa berdiri lagi. Adil enggak mau gagal saat sudah tidak muda lagi, tua, nanti tidak bisa bangun lagi,” terang dia seperti disitat dari Kumparan.
Selain kerja keras, Adil mengungkapkan, bekerja itu harus sesuai dengan ketertarikan dan minat. Jangan bekerja dengan terpaksa.
“Kesenangan Adil itu buat prestasi, makanya kalau bekerja bukan terpaksa tapi kesenangan,” tandasnya. []