TEKNOLOGI sebenarnya merupakan produk pemikiran. Pada saat pemikiran kolektif suatu bangsa masih maju, maka akan muncul para ilmuwan dan teknolog. Mereka berinovasi. Inovasi ini akan berkelanjutan bila ekonomi berfungsi dan tumbuh.
Ketika umat Islam masih memiliki kejelasan misi mereka di dunia, mereka hidup dengan bersemangat menjadi yang terbaik. Karena hanya yang terbaik itu yang mampu menggiring yang makruf dan mencegah yang mungkar. Muncul budaya mencari ilmu dan bekerja keras. Tumbuh ekonomi yang sehat, yang memunculkan para dermawan yang menggalang dana guna membiayai dakwah dan jihad. Inilah secara singkat rangkaian ekonomi penunjang jihad.
BACA JUGA: Angkatan Udara Khalifah Utsmani
Karena itulah berbagai inovasi teknologi militer muncul. Angkatan Darat Utsmani sudah menggunakan meriam. Teknologi bahan peledak sudah ditemukan tahun 1270 M oleh insinyur kimia Hasan al-Rammah yang menulis dalam kitabnya al-Furusiyya wa al-Manasib al-Harbiyya (Buku tentang formasi dan peralatan perang) hampir 70 resep bahan peledak dan pembuatan roket.
Torpedo juga ditemukan oleh Hasan al-Rammah yang memberi ilustrasi sistem roket yang meluncur di air. Saat penaklukan Konstantinopel, mereka cepat mengadopsi teknologi meriam yang dikembangkan oleh Urban, seorang insinyur asal Hungaria yang inovasinya justru ditolak di Eropa. Meriam ini mampu melontarkan peluru seberat 680 kg sejauh 2 mil. Inilah senjata “super” saat itu.
Sementara itu angkatan laut Utsmani selain memiliki kapal-kapal yang lebih cepat karena teknologi layarnya, juga disertai para navigator dengan peralatan astrolab yang lebih akurat (untuk menentukan posisi lintang dan bujur dengan mengamati matahari atau bintang) dan peta-peta yang lebih lengkap.
Para geografer Utsmani terkenal akan karya peta yang membuat mereka mampu berlayar hingga benua di sebelah barat Atlantik. Peta yang paling terkenal adalah peta Piri Rais.
Peta Piri Rais, ditanggali pada bulan Muharram 919 H (1513 M) dan dipresentasikan untuk Sultan Salim pada 1517 M. Peta ini menunjukkan pantai barat Eropa dan Afrika utara dengan tingkat ketelitian yang masuk akal, hingga pantai Brazil yang saat itu sudah dikenal.
Beberapa pulau di Atlantik seperti Azores dan Kepulauan Canary, bahkan pulau mistis Antillia juga dimuat. Yang unik, peta ini menunjukkan sebuah daratan di selatan yang merupakan bukti atau dugaan paling awal atas eksistensi benua Antartika.
BACA JUGA: Manajemen Wakaf di Era Ottoman
Dari semua matra, matra udara muncul paling belakangan. Namun pada tahun 1630-1632, Hezarfen Ahmad Celebi sudah berhasil menyeberangi selat Bosporus di Istanbul. Ahmad melompat dari menara Galata yang tingginya 55 meter dan terbang dengan pesawat layangnya sejauh kira-kira 3 kilometer serta mendarat dengan sempurna.
Khilafah Utsmani termasuk negara yang relatif cepat menanggapi teknologi baru. Hanya enam tahun setelah kesuksesan penerbangan pertama bermesin dari Wright bersaudara di Ohio, yakni tahun 1909, Khilafah menjadi salah satu negara pertama di dunia yang memulai penerbangan militer.
Namun kekuatan pemikiran khilafah di masa akhirnya itu sudah jauh merosot. Meski militer dimodernisir, namun para ilmuwan dan teknolog muslim belum benar-benar bangkit. Walhasil, ketika Khilafah Usmani terseret ke Perang Dunia I, mereka baru memiliki 46 pilot, 59 pengamat, 3 balon observasi, 92 pesawat (termasuk 14 pesawat amfibi) dan 21 pesawat latih. Ketika perang berkecamuk, angka-angka ini sempat ditingkatkan dengan menangkap pesawat Inggris. []
SUMBER: INSPIRADATA