PERSOALAN terkait kebijakan China terhadap muslim Uighur di Xinjiang telah menyedot perhatian dunia. Tak sedikit tokoh internasional yang angkat bicara memprotes tindakan keras China yang menempatkan muslim Uighur di dalam kamp-kamp buatan pemerintah.
Tak hanya pemimpin dunia dan tokoh politik, pesohor hingga atlet pun turut menyuarakan protes terhadap pemerintah negeri tirai bambu itu. Mereka pun menunjukkan solidaritas dengan mendukung muslim Uighur. Sebut saja Mesut Ozil. Beberapa waktu lalu dia kena imbas ‘kekejaman’ China karena dianggap berani secara terbuka meyuarakan dukungannya terhadap muslim Uighur lewat sebuah cuitan di Twitter.
BACA JUGA: Ozil Dihapus dari Game Sepak Bola PES 2020 di Cina
Dia menulis: “Turkestan Timur, luka berdarah umat, menentang para penganiaya yang berusaha memisahkan mereka dari agama mereka. Mereka membakar Quran mereka.”
Playmaker Arsenal itu menyatakan bahwa lebih banyak negara harus bersuara menentang tindakan yang dilaporkan Tiongkok untuk menahan orang-orang Uighur di “kamp pendidikan ulang”.
Kini, semangat yang sama juga disuarakan oleh atlet Rugby asal Selandia Baru, Sonny Bill Williams.
“Ini saat yang menyedihkan ketika kami memilih manfaat ekonomi daripada kemanusiaan #Uyghur,” tulis Williams di akun Instagramnya, disertai dengan gambar yang menggambarkan penindasan terhadap kelompok itu.
Jika Ozil sudah mendapat reaksi keras dan ‘boikot’ dari China atas apa yang disuarakannya terjkait Uighur, sejauh ini Williams justru mendapat dukungan dari warganet. Kendati begitu, ada beberapa yang mengkhawatirkan bahwa postingan Williams itu mungkin akan menempatkannya ke “daftar hitam China.”
Kendati demikian, tak sedikit yang menyampaikan rasa terima kasihnya atas tindakan Williams menyuarakan pembelaan terhadap Uighur.
It’s a sad time when we choose economic benefits over humanity#Uyghurs 😢❤️🤲🏽 pic.twitter.com/F5EIWIOY7n
— Sonny Bill Williams (@SonnyBWilliams) December 22, 2019
Banyak yang menyebut Daerah Otonomi Xinjiang, China yang menjadi rumah bagi banyak etnis minoritas –termasuk muslim Uyghur– sebagai Turkestan Timur.
Selama bertahun-tahun, otoritas Cina telah menerapkan pembatasan pada Muslim Uyghur di wilayah barat laut Xinjiang.
Cina telah menghadapi kecaman internasional yang berkembang karena mendirikan jaringan besar kamp di Xinjiang yang bertujuan untuk menyeragamkan populasi Uighur untuk mencerminkan budaya Han mayoritas Cina.
BACA JUGA: Terinspirasi Ozil, Ribuan Warga Turki Gelar Aksi Solidaritas untuk Uighur
Menurut beberapa laporan oleh media dan kelompok-kelompok hak asasi manusia, lebih dari satu juta orang Uyghur dan orang-orang dari etnik minoritas Muslim lainnya telah ditangkap di kamp-kamp di wilayah yang dikontrol ketat.
Dalam laporan setebal 117 halaman itu, ” ‘Membasmi Virus Ideologis’: Kampanye Penindasan Tiongkok Terhadap Muslim Xinjiang ,” Human Rights Watch menyajikan bukti baru tentang penahanan, penyiksaan, dan perlakuan sewenang-wenang massal pemerintah Tiongkok, dan kontrol yang semakin meluas dalam kehidupan sehari-hari .
Setelah awalnya menyangkal kamp-kamp itu ada, Cina menggambarkannya sebagai sekolah kejuruan yang bertujuan meredam daya tarik ekstremisme dan kekerasan Islamis. []
SUMBER: NZ HERALD | ABOUT ISLAM