KEUTAMAAN para sahabat yang menyaksikan Bai’atur Ridhwan sangatlah besar. Dan tidak hadirnya Utsman bin Affan dalam peristiwa ini sama sekali tidak menafikan keutamaan beliau dari sahabat lainnya yang mengikuti Bai’atur Ridhwan.
Imam Muhibbuddin menyebutkan keutamaan Utsman pada saat Perjanjian Hudaibiyah ini, di antaranya Rasulullah mengkhususkan pembai’atan Utsman dengan tangan beliau sendiri. Utsman juga ditugaskan oleh Rasulullah untuk menyampaikan pesan beliau pada kaum dhuafa di Mekah. Dan juga tindakan Utsman menolak tawaran thawaf dari kaum Quraisy karena Rasulullah pun belum thawaf.
BACA JUGA: Ketika Utsman Dijewer Budaknya
Syubhat di atas menjadi serangan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya untuk menjelek-jelekkan Utsman, terlebih lagi saat Utsman menjadi khalifah.
Ada salah seorang penduduk Mesir yang dating ke Mekah untuk melaksanakan haji. Ia melewati sekumpulan orang Quraisy, ia pun bertanya, “Siapa pemimpin mereka?”
Mereka menjawab, “Abdullah bin Umar.”
Ia kemudian bertanya pada Ibnu Umar, “Wahai Ibnu Umar, aku ingin bertanya sesuatu padamu, jawablah (dengan benar). Apakah engkau tahu bahwa Utsman lari ketika perang Uhud?”
Ibnu Umar menjawab, “Ya.”
Ia bertanya lagi, “Apakah engkau tahu bahwa Utsman tidak ikut serta dalam perang Badar?”
Ibnu Umar menjawab, “Ya.”
Kemudian ia bertanya kembali, “Apakah engkau tahu bahwa Utsman tidak ikut Bai’atur Ridhwan?
Ibnu Umar kembali menjawab, ”Ya.”
Maka orang itu pun bertakbir atas jawaban Ibnu Umar.
BACA JUGA: Harta Negara yang Melimpah di Masa Khalifah Utsman
Ibnu Umar kemudian melanjutkan jawabannya, “Adapun ketika Utsman lari saat perang Uhud, maka sebenarnya Allah telah memaafkan orang-orang yang lari ketika itu. Adapun ketika Utsman tidak ikut perang Badar, maka pada saat itu ia sedang mengurus istrinya (putri Rasulullah) yang sedang sakit. Rasulullah pun bersabda padanya, ‘Bagimu pahala orang yang ikut perang Badar dan bagian (ghanimahnya).’ Adapun ketika engkau (Utsman) tidak ikut Bai’atur Ridhwan, maka saat itu jika ada seorang yang lebih mulia dari Utsman dari kalangan penduduk Mekah, niscaya Rasulullah akan mengutusnya sebagai ganti Utsman.
Saat itu Rasulullah mengutus Utsman ke Mekah dan Bai’atur Ridhwan terjadi setelah pengutusan Utsman ke Mekah. Rasulullah mengangkat tangan kanan beliau dan berkata, ‘Ini tangan Utsman’ lalu menepukkannya ke tangan satunya lagi dan berkata,‘ Bai’at ini untuk Utsman.’ (Ibnu Umar melanjutkan), sekarang pulanglah, bawa kabar ini bersamamu.”
Sumber: Abu Jannah. Sya’ban 1438 H. Serial Khulafa Ar-Rasyidin, Utsman bin Affan. Jakarta: Pustaka Al-Inabah.