JIKA kita sering menyaksikan film-film spionase atau genre action seperti James Bond, Mission Impossible dan lain sebagainya, kita sering suguhan adegan di mana agen-agen rahasia itu membunuh musuhnya kapanpun dan di manapun.
Kisah James Bond maupun Mission Impossible memang hanyalah kisah fiktif semata, namun siapa sangka. Ternyata di dunia intelijen pun ada operasi yang identik.
Dalam kasus tewasnya ilmuwan Palestina Fadi Muhammad al-Batsh ketika dalam perjalanan ke sebuah masjid di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu pecan lalu yang disebut berafiliasi dengan Hamas, Mossad disebut-sebut sebagai dalang utama di baliknya. Dan tahukah Anda jika Mossad memiliki unit pasukan khusus yang memiliki License to Kill alias izin membunuh orang?
Ketika Israel mendeklarasikan dirinya sebagai negara merdeka di atastanah jajahannya di Palestina, Perdana Menteri Israel yang pertama David Ben Gurion, mendirikan Israel Defence Forces (IDF) yang tugasnya menghancurkan setiap musuh-musuhnya.
Tak lama setelah itu, Israel membentuk intelijen rahasia yang kemudian diberi nama Mossad untuk menjaga kemanan “under ground” Israel.
Pembentukan Mossad juga dibarengi dengan unit khusus rahasia yang bernama Kidon.
Kidon ini berisikan para agen-agen baik lelaki maupun wanita yang sangat terlatih dalam dunia spionase. Mereka dilatih dengan sangat keras, dengan menitikberatkan untuk melakukan pembunuhan dan penculikan dengan senyap. Operasi senyap.
Dalam praktiknya, Kidon melakukan tugas-tugas mereka dengan cara-cara “kotor” demi memuluskan kepentingannya.
Seperti tokoh fiktif James Bond 007, para anggota Kidon ini benar-benar diberi License to Kill alias izin membunuh orang oleh otoritas pemerintah Israel.
Modus operandi Kidon pun dilakukan dengan sangat rapi dan jarang terekspose ke khalayak ramai. Target yang akan dieliminasi oleh Kidon pun juga merupakan target kelas atas.
Salah satu operasi yang sangat fenomenal Kidon ialah Operation God Wrath (Murka Tuhan), yang dilakukan Israel dalam merespons tragedi Muenchen.
Saat itu pada Olimpiade Munchen tahun 1972 di Jerman, kelompok Black September yang disebut-sebut merupakan orang-orang Palestina diduga menyandera dan terlibat baku tembak hingga terjadi korban jiwa sebanyak 11 atlet Israel serta seorang polisi.
Kelompok Black September ini disebut-sebut menyerukan agar 234 tawanan Palestina dibebaskan dari penjara Israel.
Israel murka atas kejadian tersebut, dan kemudian Perdana Menteri Israel ketika itu Golda Meir mengintruksikan Mossad untuk mencari dan membunuh siapa saja di balik Black September.
Kidon kemudian mulai mencari dan membersihakn semua orang yang terlibat dalam Black September dari pelosok Eropa hingga negara-negara Arab.
Kidon pun disebut-sebut telah membunuh Ali Hassan Salameh, anggota Palestine Liberation Organization di Beirut, Lebanon pada tahun 1979 yang diduga dalang dari Black September.
Pada 2011 Kidon kembali membunuh aktivis Palestina yang disebut sebagai salah satu pendiri Brigade Izzuddin Al-Qassam, Mahmud Mabhuh di Dubai.
Semua misi Kidon berbau darah dan pembantaian.
Dalam satu waktu, Kidon ini pernah di non-aktifkan oleh Mossad lantaran terlalu banyak membunuh –overkill- namun itu hanya berlangsung sesaat.
Hingga kini Kidon masih aktif dan bersiaga menunggu perintah dari Benjamin Netanyahu untuk membunuh siapa saja yang dianggap menganggu kepentingan negara Israel. []
Sumber: special-ops.org