SERING buang air kecil (frekuensi berkemih meningkat) dapat menjadi gejala dari berbagai kondisi, baik yang normal maupun yang memerlukan perhatian medis. Berikut beberapa penyebab umum:
1. Pola Hidup dan Kebiasaan
Minum cairan berlebihan: Mengonsumsi banyak air, teh, kopi, atau minuman berkafein.
Konsumsi diuretik: Makanan atau minuman seperti kopi, teh, alkohol, atau obat-obatan tertentu.
2. Faktor Psikologis
Kecemasan atau stres: Kondisi ini bisa memicu sensasi ingin buang air kecil meski kandung kemih belum penuh.
BACA JUGA:Diabetes pada Anak, Waspadai dan Kenali Penyebab dan Gejalanya!
3. Kondisi Medis
Infeksi saluran kemih (ISK): Ditandai dengan sering buang air kecil, rasa terbakar saat berkemih, atau nyeri pada perut bawah.
Diabetes mellitus: Gula darah tinggi dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan lebih banyak urine untuk membuang kelebihan glukosa.
Diabetes insipidus: Gangguan hormon yang menyebabkan tubuh kehilangan cairan dalam jumlah besar melalui urine.
Overactive bladder (kandung kemih overaktif): Kandung kemih berkontraksi lebih sering dari biasanya, menyebabkan kebutuhan buang air kecil mendesak.
Kehamilan: Tekanan rahim pada kandung kemih dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.
Gangguan prostat (pada pria): Seperti pembesaran prostat yang menghalangi aliran urine.
Batu ginjal atau kandung kemih: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran kemih.
Infeksi menular seksual (IMS): Seperti klamidia atau gonore, yang dapat memicu gejala sering buang air kecil.
4. Pengaruh Obat
Obat diuretik: Sering diberikan untuk pasien dengan tekanan darah tinggi atau gagal jantung.
BACA JUGA:Â Jangan Sepelekan 4 Gejala Stroke di Usia Muda, Ini Teknik FAST untuk Mendeteksinya!
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter jika:
– Sering buang air kecil disertai rasa sakit, darah dalam urine, atau demam.
– Gejala berlangsung lama tanpa penyebab yang jelas.
– Anda merasa sangat haus atau lelah, yang bisa mengindikasikan diabetes.
– Anda mengalami kesulitan menahan buang air kecil.
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan urine, tes darah, atau pemeriksaan lainnya untuk menentukan penyebabnya. Jika gejala ini sering terjadi, penting untuk tidak mengabaikannya. []