ALFARO Christi, seorang remaja yang resmi menjadi mualaf ini menceritakan bagaimana hidayah menghampirinya. Alfaro mengatakan, teman-temannya berkontribusi atas pilihannya pindah keyakinan tersebut.
“Saya juga masih enggak menyangka bisa secepat ini. Awalnya dari teman-teman sepermainan saya,” ujarnya di Masjid Lautze, Sawah Besar, Jakarta Pusat belum lama ini.
Alfaro menceritakan, ketika bermain dengan teman-teman seusianya yang kebetulan beragama muslim, dia sering diajak wudhu dan shalat berjamaah di masjid ketika waktu adzan tiba.
BACA JUGA: Siapa yang Disebut Mualaf?
“Waktu itu saya sering diajak wudhu bareng, shalat juga. Bahkan saya sudah pernah beberapa kali ikut Salat Jumat, masuk masjid padahal kan saya bukan orang Islam. Hampir semua orang di dalam masjid ngeliatin saya kenapa bisa ikut Shalat Jumat. Tapi saya tetap lanjutkan,” tuturnya.
Kebiasaan ajakan temannya itu untuk shalat berjalan satu tahun lamanya. Hingga pada suatu hari Alfaro tiba-tiba mulai tersadar, mengapa selama ini ia mau saja diajak teman-teman muslimnya untuk beribadah. Bahkan ia mulai belajar wudhu, shalat dan lainnya yang berkaitan dengan agama Islam.
Keanehan itu semakin terasa. Sempat terbesit di dalam hatinya apakah ini adalah panggilan murni dari Allah bahwa sudah saatnya Alfaro memeluk agama Islam. Namun saat itu ia takut mengungkapkan keinginannya itu kepada keluarganya, sebab ia takut akan bersinggungan dengan keyakinan keluarganya.
“Saya juga bingung mau bilang orangtua juga takut. Tapi saya masih suka ikut-ikutan teman muslim saya. Saya disunat pun diam-diam, sekitar SD atau SMP,” ujar remaja 18 tahun ini.
Akhirnya ia pun memberanikan diri untuk mengatakan kepada ibunya, bahwa Alfaro ingin menjadi mualaf. Di usianya yang masih sangat muda ia sadar betul akan risiko yang akan didapat, jika mengatakan kepada keluarganya ingin berpindah keyakinan.
Namun ternyata respons lain yang Alfaro dapatkan, ternyata ibunya, Sri Sayati juga memikirkan hal yang sama, ingin jadi mualaf kala itu.
“Setelah saya memeberanikan diri bilang ke ibu, ternyata ibu saya juga memikirkan hal yang sama ingin pindah agama ke Islam. Saya kaget, saya tidak menyangka akhirnya seperti itu,” ucapnya.
BACA JUGA: Kisah Mualaf asal Timor Leste, Belajar Islam setelah Didoakan Teman
Akhirnya pada Jumat, 14 Februari 2020 ia membaca dua kalimat syahadat bersama ibunya di Masjid Lautze. Mereka dibimbing oleh pembina mualaf untuk membaca dua kalimat syahadat.
Meski awalnya Alfaro terbata-bata saat membaca syahadat, perlahan ia pun berhasil melafalkannya.
Setelah resmi jadi mualaf Alfaro pun diberikan nama Islam, yaitu Umar Alfaruq dan ia pun berharap dengan nama barunya itu akan lebih memotivasinya untuk lebih bertakwa dan istiqamah di jalan Allah. []
SUMBER: OKEZONE