BANDUNG–Seorang kakek bernama Apollinaris Darmawan (68) telah ditangkap aparat kepolisian Kota Bandung pada Sabtu (8/8/2020) karena menghina Islam. Video penangkapan Apollinaris beredar luas di platform media sosial dan mengundang reaksi warganet. Apollinaris sendiri pernah diproses hukum karena kasus yang sama, menghina Islam.
Kasat Reskrim Polrestabes Bandung, AKBP Galih Indragiri mengaku, awalnya anggota kepolisian hanya mengamankan Apollinaris dari amukan massa. Kemudian dari beberapa masyarakat membuat laporan adanya ujaran kebencian yang dilakukan oleh Apollinaris yang berstatus sebagai tersangka.
BACA JUGA: Usai Minta Maaf dan Hafalkan Puisi Nasionalis, 2 Bocah Penghina Erdogan Diampuni
“Jadi laporan kita terima. Kita lakukan pemeriksaan saksi-saksi dan tersangka hari Ahad-nya. Kita lakukan penahanan. Jadi, tersangka sudah kita tahan,” tegas Galih, Senin (10/8/2020).
Dari jejak digitalnya, memang sejak beberapa tahun, Apollinaris gemar menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW hingga membuat resah. Dalam akun twitternya, dia pernah menyebut Nabi Muhammad hidup dari hasil rampasan, membunuh dan main perempuan. Bahkan dia sering menyebut Nabi Muhammad SAW dengan kata-kata kasar.
“Tidak akan menurunkan derjat keagungan agama yg mulya ini Ingat itu !! Di Alquran ada buktinya, Muhammad hidup dari RAMPASAN, membunuh, dan main perempuan, silahkan saja mau terus memuja Muhammad,” tulis Appolinaris.
Beberapa tahun lalu, Apollinaris juga pernah melontarkan ajakan bernada provokasi terhadap Umat Islam. Dia mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk membuang Islam dari Indonesia. Pernyataan-pernyataannya yang membenci Islam tersebut ditulis dalam akun twitter yang diberi nama Hikdun.
“Demi bangsa dan negara, secara terbuka dan beradab, saya mengajak semua komponen bangsa untuk bersama-sama membuang Islam dari Indonesia,” twit Apollinaris.
BACA JUGA: Ini Alasan Mengapa Kita Dilarang Menghina Agama
Kemudian hujatan teranyarnya terhadap Islam, ia melecehakan ibadah menyembelih hewan kurban saat Idul Adha. Dia menganggap, bahwa ajaran menyembelih kurban tak sesuai dengan leluhur nenek moyang bangsa Indonesia dan bertentangan dengan Pancasila.
Apollinaris menuding ibadah kurban itu atas kemauan seorang buta huruf yang mengaku nabi (Muhammad SAW). Maka, dia pun mempertanyakan untuk apa hewan yang tak berdosa tersebut dikorbankan.
“Tradisi kurban itu diambil Muhammad dari bangsa Yahudi yang menyelenggarakan perayaan paskah untuk memperingati kemerdekaan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir,” tuduh Apollinaris. []
SUMBER: REPUBLIKA