PADA suatu ketika, Umar bin Khattab sedang berkhutbah Jumat di Madinah. Tiba-tiba Umar berhenti berkhutbah dan berteriak, “Wahai Sariah ibnu Hish! Awas gunung.. gunung! Barang siapa memelihara serigala, maka celakalah ia.”
Sariyah bin Zanim bin Abdullah bin Jabir bin Muhammiyah bin Kinanah ad-Duali saat itu dipercaya memimpin pasukan untuk menghadapi negara adidaya Persia. Dan melalui dirinya, dua kota penting Persia berhasil ditaklukkan.
Semua sidang Jumat belum memahami maksud Umar, dan setelah Umar selesai melakukan shalatnya, maka bertanyalah Ali bin Abi Thalib.
BACA JUGA: Beginilah Pengadilan di Masa Umar bin Khattab
“Apakah maksud seruanmu tadi, wahai Umar?” Tanya Ali.
“Apakah engkau mendengarnya?” Tanya Umar.
“Ya, saya dan seluruh yang ada didalam masjid mendengarnya,” jawba Ali.
“Aku merasakan bahwasannya kaum Musyrikin telah menyerang pasukan saudara-saudara kita, dan mereka akan menghancurkannya mereka sedang mengelilingi gunung, maka jika saudara-saudara kita kembali menuju gunung dan bertahan di sana, semua Kaum Musyrikin yang menaiki gunung akan terbunuh dan saudara-saudara kita akan mengantongi kemenangan. Namun jika mereka meninggalkan gunung, maka hancurlah mereka. Itulah alas anku mengatakan hal tadi,” jelas Umar.
BACA JUGA: Putusan Umar bin Khattab pada Jabalah, Raja yang Congkak
Sebulan kemudian, datanglah seseorang membawa kabar gembira. Dia menyebutkan bahwa ketika telah menuruni gunung, mereka mendengar pada hari itu dan jam itu, satu suara yang mungkin itu suara Umar.
Terdengar suara yang seperti ini, “Wahai Sariah ibnu Hish! Awas gunung.. gunung! Barang siapa memelihara serigala, maka celakalah ia.” Maka para pasukan pun kembali ke gunung yang akhirnya Allah memberikan sebuah kemenangan. []
Sumber: Kejeniusan Umar/ Penulis: Abbas Mahmud AL Akkad/ Penerbit: Pustaka Azzam, 2002