LIDAH adalah sesuatu yang sangat tajam dan berbahaya, bayak pepatah yang mengatakan bahwa lidahmu adalah harimaumu. Karena dengan lidah kita bisa menyakiti orang, dengan lidah kita mudah mendapatkan musuh, dan dengan lidah juga kita bisa dibilang sebagai pembohong.
Dengan lidah kita bisa masuk syurga dan dengan lidah juga kita bisa msuk neraka. Perkataan yang baik dan mengajak kebaikan akan senantiasa menjadikan kita orang yang beriman. Namun jika sebaliknya perkataan yang menyakiti hati orang lain dan mengajak kepada keburukan makan merupakan orang-orang yang celaka.
Untuk itu sangat berutung orang yang bayak diam dan menahan perkataanya yang kotor, karena diam itu emas dari pada berkata kebohongan. Ali Bin Abi Thalib R.A pernah berkata, “Seseorang mati karena tersandung lidahnya dan seseorang tidak mati karena tersandung kakinya.Tersandung mulutnya akan menambah (pening) kepalanya sedangkan tersandung kakinya akan sembuh perlahan.”
BACA JUGA: Taubat Tak Cukup di Lidah Saja
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Sahl bin Sa’id bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.” (HR Al-Bukhari)
Maksud dari sesuatu yang berada di kedua janggutnya adalah mulut, dan yang dimaksud menjaga di antara kedua kakinya adalah kemaluan. Jadi sudah jelas Rasulullah SAW memberikan peringatan kepada kita untuk senantiasa menjada mulut dan kemaluan.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits ini adalah hadits yang pendek tapi mempunyai makna yang sangat dalam, karena hanya ada dua jenis dalam perkataan, yaitu baik dan buruk. Pada hadits ini juga bisa menjadi dasar kita lebih baik diam dari pada berkata buruk.
Imam As-syafi’i mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berfikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).”
Lidah memang tak bertulang. Begitulah yang sering kita dengar. Karena tidak bertulang, dia akan mudah sekali digerakan. Jika kita tidak berhati-hati, lidah ini akan mengantarkan kita ke dalam neraka. Sesuai dengan hadis Rasulullah SAW, “Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?”
“iya wahai Rasulullah.” Jawabku
BACA JUGA: Lidah dan Hati, Sumber Kebaikan dan Keburukan
Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini.”
Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?”
Maka beliau bersabda, “Celakalah engkau. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di neraka selain ucapan lisan mereka?” (HR Tirmidzi)
“Sesungguhnya seseorang berbicara dengan suatu kalimat yang dia anggap itu tidaklah mengapa, padahal dia akan dilemparkan ke neraka sejauh tujuh puluh tahun karenanya.” (HR Tirmidzi)
Jika suatu perkataan dirasa ada manfaatnya maka ucapkanlah, namun ketika malah menimbulkan fitnah dari apa yang kita ucapkan lebaih baik dan sebainya diam. Diam itu lebih baik dibandingkan ketika kita berbicara yang mengandung maksiat. []
REDAKTUR : LARAS SETIANI