TENTANG sedekah, Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 261:
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.
Inilah matematika sedekah dari Allah; pengurangan berarti penambahan yang berlipat-lipat, satu pemberian seseorang akan dikembalikan menjadi 700 kali lipat atau bahkan lebih. Karena itu harta yang dibelanjakan seseorang untuk berinfak pada hakikatnya bukan berkurang, melainkan bertambah.
BACA JUGA: Inilah Perumpamaan Dunia dalam Al-Quran
Seseorang yang Berinfak dan Melakukan Sedekah: Hasil Penelitian
Sebuah penelitian—tanpa pengklasifikasian—agama dilakukan di Amerika Serikat. Semua responden diberi sejumlah uang, kemudian dicatat aktivitas otak ketika senang menerima uang. Para ahli mencatat ada bagian tertentu pada otak yang “menyala” ketika senang menerima uang.
Kemudian, responden ditanya untuk apakah uang tersebut? Responden yang menjawab untuk dikonsumsi sendiri, tidak terjadi apa-apa pada bagian otaknya. Akan tetapi, mereka yang menjawab akan mendonasikan uangnya, otaknya kembali “menyala” tepat di tempat yang sama dengan pada saat mereka senang menerima uang. Kesimpulannya: sedekah dengan ikhlas memberikan rasa senang yang sama dengan ketika menerima uang.
Beberapa penelitian lain menelusuri hubungan antara kebahagiaan dan kekayaan. Kepada ribuan mahasiswa baru, peneliti tersebut menanyakan apakah mereka termasuk orang yang bahagia atau tidak bahagia. Rentang waktu 15 -20 tahun kemudian, setelah para mahasiswa itu lulus dan mulai mapan, mereka ditanya kembali beberapa penghasilan mereka sekarang. Ternyata responden yang dulunya merasa bahagia kini berpenghasilan rata-rata 31% lebih tinggi daripada yang dulunya tidak merasa bahagia.
Sejumlah 300 karyawan di tiga perusahaan berbeda di Amerika Serikat disurvei tentang level bahagia mereka, kemudian diperingatkan dan dicatat penghasilannya masing-masing. Setelah 18 bulan berlalu, mereka kemudian ditanya kembali berapa gaji mereka. Ternyata, semakin mereka bahagia, semakin tinggi juga kenaikan penghasilan mereka.
Seseorang yang Berinfak dan Melakukan Sedekah: Perumpaan Lain
Perumpamaan lain tentang berinfak, Allah tuliskan dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 265:
وَمَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ وَتَثْبِيْتًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۢ بِرَبْوَةٍ اَصَابَهَا وَابِلٌ فَاٰتَتْ اُكُلَهَا ضِعْفَيْنِۚ فَاِنْ لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗوَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka untuk mencari rida Allah dan memperteguh jiwa mereka adalah seperti sebuah kebun di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, lalu ia (kebun itu) menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, hujan gerimis (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Salah satu perumpamaan indah yang ada dalam Al-Quran adalah perumpamaan tumbuh-tumbuhan yang dapat tumbuh dari air hujan dan dapat juga tumbuh dari air embun, tetapi tetap menghasilkan buah-buahan segar. Walaupun suatu ketika tumbuhan ini tidak disiram dengan air hujan, ia dapat hidup cukup hanya mengandalkan air dari embun yang hinggap padanya di malam hari.
Beberapa jenis pepohonan ada yang tumbuh di dataran rendah dan ada juga yang tumbuh di dataran tinggi. Pepohonan yang tumbuh di dataran rendah sangat bersifat layu, kering, rusak, dan bahkan mati jika hujan deras menggenanginya atau menghanyutkannya. Hal ini karena air yang terlalu banyak, apalagi jika ditambah angin kencang yang meniupnya, kerusakan dan kematian adalah risiko yang harus diterima.
Adapun pepohonan yang tumbuh di dataran tinggi memiliki risiko kerusakan yang lebih ringan. Hal itu karena pepohonan yang tumbuh di dataran tinggi tidak akan tergenangi air walaupun dengan datangnya hujan deras sekalipun. Karena, hujan yang deras airnya akan segera mengalir ke dataran rendah aetelah air hujan diserap secukupnya oleh dataran tinggi.
BACA JUGA: Kisah Harut dan Marut dalam Al-Quran
Namun, jika musim kemarau tiba dan berarti hujan tidak dapat lagi menyirami tumbuhan yang tumbuh di dataran tinggi ini, embun akan mengambil peran air hujan untuk menyirami tumbuhan yang tumbuh di dataran tinggi ini. Buah yang dihasilkannya juga akan memiliki kualitas sama, baik bentuk maupun rasanya, walaupun hanya disirami dengan embun langit.
Seseorang yang Berinfak dan Melakukan Sedekah: Penuh Keikhlasan
Ada atau tidak adanya hujan yang turun, pepohonan yang tumbuh di atas dataran tinggi tetap menghasilkan buah-buahan yang sama kualitasnya. Musim kemarau atau musim hujan datang tumbuh-tumbuhan itu tetap menghasilkan buah-buahan yang kualitasnya sama.
Allah mengibaratkan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah dengan penuh keikhlasan dan pengharapan yang tinggi dan tulus kepada Allah akan tetap terus mengeluarkan infaknya walaupun dalam keadaan sulit atau lapang sekalipun. Saat mereka sedang diberi rezeki atau sedang tidak memperoleh rezeki, mereka tetap mengeluarkan hartanya untuk berinfak dengan tanpa melihat apakah Allah memberinya rezeki hari ini atau tidak.[]
SUMBER: THE GREAT QURAN | PUSAT STUD QURAN