BANYAK orang tua yang memimpikan memilki anak yang shaleh. Namun ia sendiri terus melumuri dirinya dengan dosa. Bagaimana bisa kita mengharapkan buah yang bagus dari pohon yang buruk, bukankah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya?
Tidak sedikit ibu yang berharap anak putrinya berbusana muslimah, namun ia mengantar anaknya ke sekolah Islam dengan pakaian yang ketat dan tidak patut dipandang. Ketahulilah wahai ibu, sesungguhnya kesalehanmu menular kepada putra putrimu.
Setiap orang ingin istrinya melahirkan putra-putri yang shalih, walau ia seorang penjahat. Bahkan pencuri pun tidak ingin anaknya menjadi pencuri.
BACA JUGA: Wajibkah Anak Menafkahi Orang Tua?
Sesungguhnya kesalehan orang tua memilki pengaruh yang sangat besar untuk buah hatinya. Dalam surah Al Kahfi Allah berfirman; “Dan orang tua mereka berdua adalah orang shaleh.“ Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa kakek ketujuh dari mereka adalah orang yang shaleh dan memberi manfaat bagi cucunya.
Masya Allah kalau kesalehan seorang kakek saja bermanfaat untuk cucunya, maka apalagi kesalehan ayah dan ibu. Tentunya lebih bermanfaat lagi, karenanya salah seorang saleh berkata; “Wahai anakku, sesungguhnya aku memperbanyak shalat untuk kamu.“
Said bin Al Musayyab dalam suatu kesempatan berkata, “Aku shalat, lalu teringat akan anak cucuku, maka kutambah lagi jumlah shalatku.“
Subhanallah ternyata shalat yang kita lakukan sehari hari bukan hanya bermanfaat untuk kita, namun ia bisa menyinari rumah dan penghuninya. Sehingga cahaya shalat pun mampu untuk menyinari hati keturunan kita,kemudian ia menjadi baik karenanya.
Begitu juga dengan kemaksiatan yang di lakukan oleh ayah dan ibu ia akan berdampak juga kepada kebaikan keluarga. Jangan harap anak-anak akan baik jika ayah dan ibunya hobi bermaksiat. Fudhail bin Iyadh berkata, “Sesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah, lalu aku lihat pengaruhnya pada perilaku hewan tungganganku dan pembantuku.“
Karenanya saya sering berkata, “Jika handphonemu sering hilang, atau kendaraanmu sering rusak padahal servisnya rutin, lihatlah bagaimana keta’atanmu kepada Allah, maksiatmu kepada Allah membuat mereka tidak sudi menjadi sahabat yang menemani keseharianmu.”
BACA JUGA: Anak Malas Main di Luar Rumah Terancam Menderita Rabun Jauh
Diriwayarkan juga bahwa Allah menjaga orang shaleh dalam tujuh keturunannya, ini diisyaratkan dalam firmanNya; “Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang menurunkan al Kitab dan Dia melindungi orang orang shaleh.” (QS Al Araf 196)
Diriwayatkan bahwa Sahal At Tusturi selalu menjaga anaknya saat masih dalam sulbi lewat amalan amalan saleh dengan harapan Allah akan mengkaruniakannya anak yang shaleh. Ia berkata; Sesungguhnya aku menjaga perjanjian yang diikrarkan Allah atasku di alam ruh dan aku menjaga anak anakmu mulai ini sampai Allah mengeluarkan mereka ke alam dunia.
Dari penjelasan di atas dapat kita fahami bahwa pendidikan seorang anak itu dimulai bukan setelah persalinan, tetapi dari memilih istri sebagai calon ibu karena ia adalah sekolah pertama untuk anak anaknya. Oleh karena itu Nabi SAW bersabda, “Pilihlah untuk spermamu tempat tempat yang baik.“
Kemudian pendidikan itu diteruskan dengan melakukan berbagai macam amal shalih selama janin berada dalam perut ibunya, karena ibadah akan mempengaruhi psikologis dan emosional seorang ibu untuk menjadi lebih baik dan pastinya akan tertular kepada si anak.
BACA JUGA: Sungguh Terhina Anak yang Durhaka pada Orang Tua
Karenanya Islam tidak membolehkan perzinahan, karena hubungan sex yang di lakukan di luar nikah tidak dapat dilakukan dengan nyaman. Dan itu akan berdampak kepada anak anak yang akan di lahirkan. Karenaya para pakar berkata, “Seorang anak yang di lahirkan dari hubungan perzinahan, maka mereka akan berpotensi untuk melakukan hal yang serupa ketika mereka dewasa.“ []