TANYA: Rasulullah SAW bersabda, “Apabila bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.”
Dibelenggu berarti lumpuh tidak bisa berbuat apa pun, seperti menghalangi manusia berbuat kebajikan dan lain-lain.
Tetapi kita saksikan masih banyak umat Islam masih tetap melakukan dosa dan kejahatan, seperti berdusta, menipu, makan di muka umum yang merupakan pertanda akibat godaan setan.
Sebagian ahli tafsir menerangkan bahwa yang dibelenggu itu hanya setan jenis tertentu dan yang lain tidak.
Apa sebenarnya arti dibelenggu itu?
Jawab:
ADA yang berpendapat bahwa maksud hadis Rasulullah itu adalah seluruh setan dibelenggu. Adapun manusia yang berbuat pelanggaran dan dosa bisa leluasa melakukannya tanpa godaan setan, karena mereka (manusia) sudah menjadi setan-setan.
Ada dua macam pemberitaan:
1. Berita yang mengisahkan suatu kejadian.
2. Berita tentang lahirnya suatu keadaan.
Tentang Masjidil Haram Allah berfirman, “Dan barangsiapa memasukinya (Baitullah) menjadi amanlah dia,” (QS. Ali Imran: 97).
Kalau ayat ini dimaksudkan pemberitaan suatu kejadian/ keadaan yang nyata (kepastian), tidak mungkin bisa terjadi sesuatu yang mengganggu keamanan di Baitullah. Tetapi bila dimaksudkan lahirnya suatu keadaan (keamanan), itu merupakan isyarat perintah dari Allah SWT kepada manusia agar menjadikan Baitullah itu aman dan tenteram. Itu bergantung dari sikap manusianya, apakah melaksanakan perintah Allah atau tidak.
Allah SWT berfirman, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula,” (QS. An-Nur: 26).
Banyak kita saksikan kejadian yang sebaliknya. Laki-laki yang baik dan shaleh beristri wanita keji dan sebaliknya.
Kalau kita patuhi isyarat perintah Allah ini, akan terjadi seperti ayat di atas, yaitu laki-laki baik beristri wanita baik dan wanita keji bersuami laki-laki keji pula.
Maksud hadis Rasulullah SAW ialah agar kita membuat suatu situasi dan kondisi yang menjadikan setan-setan terbelenggu dan tidak menggoda manusia melakukan pelanggaran dan dosa, sehingga yang ada hanyalah amal-amal yang baik, sehingga pintu-pintu surga pun terbuka. []
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani