JAKARTA— Yosef Prihanto,peneliti geografi dan tata ruang Badan Informasi Geospasial (BIG), mengingatkan pemerintah daerah dan masyarakat Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk mewaspadai bencana banjir bandang.
Banjir bandnag dikhawatirkan terjadi di Palu mengingat musim hujan segera tiba. Alasannya, dikhawatirkan ada banyak material menumpuk di daerah hulu, khususnya mulut muara di Palu, sehingga daerah aliran sungai (Das) mungkin membentuk bendungan.
BACA JUGA: Banyak Warga Korban Gempa Palu Menderita ISPA
Saat volume air bertambah akan melesat cepat tak tertahan, bendungan itu bisa jebol. Kondisi tersebut dikhawatirkan terjadi saat curah hujan di atas normal yakni di bulan Oktober dan November.
“Diprediksi ada curah hujan di atas normal di Sulteng pada Oktober dan November. Apakah ada yang peduli dengan mulut muara di Das apakah gempa meruntuhkan banyak material ke dalam sungai. Kalau tidak berpotensi terjadi banjir bandang,” kata Yosef di daerah Senopati, Jakarta Selatan, Kamis (11/10/2018).
Yosef mengatakan hal ini sebagai agar ada upaya antisipasi terhadap potensi banjir bandang. Peninjauan di Das diharapkan bisa digiatkan dan mewaspadai peningkatan volume air.
“Ketika air volumenya besar, kan tertahan maka ada potensi runtuh atau bobol. Sehingga air yang sebelumnya tertampung meluncur ke bawah dengan kecepatan besar,” terangnya.
Yosef juga mengimbau semua pihak jangan hanya fokus pada penanganan pascabencana, tapi juga bersiap menghadapi kemungkinan bencana alam yang ada.
“Banyak yang konsentrasi ke gempa jadi lupa. Jenis sungai Sulteng volume kecil, tapi kalau sudah hujan terbendung, posisi di atas lama-lama jadi jebol. Itu bisa dicegah dengan membereskan material yang menumpuk dulu untuk menghindari,” tutur Yosef.
BACA JUGA: Muhammadiyah Dirikan Masjid Darurat untuk Korban Gempa Palu
Ia menerangkan saat ini debit dan curah hujan masih minim sehingga belum terlalu terlihat potensi bencana banjir bandang. Namun kondisi demikian bukan berarti membuat lengah, lantaran seluruh pihak harus berjaga-jaga menghadapi potensi ini.
“Kalau memang runtuh, mungkin sekarang belum terasa apa-apa karena masih musim kering. Tapi 2 bulan ke depan bisa jadi bahaya baru,” jelas Yosef. []
SUMBER: CNN