TURKI–Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, baru-baru ini menyatakan rencananya untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha dari tangan Israel. Hal itu diungkapkan Erdogan tepat setelah kebangkitan transformasi Hagia Sophia menjadi Masjid pada hari Jumat (10/7/2020).
Keputusan untuk mengubah status gereja Hagia Sophia kuno menjadi masjid telah menuai kontroversial minggu lalu. Dalam sejarahnya, Hagia Sophia yang adalah sebuah gereja, pernah diubah menjadi masjid pada tahun 1453 dan kemudian diubah lagi menjadi museum pada tahun 1934.
BACA JUGA: Hagia Sophia, Srebrenica, dan Al-Aqsha
Keputusan untuk mengubah bangunan bersejarah itu menjadi masjid sejalan dengan agenda negara itu untuk menjadikan Turki semakin religius.
Situs web Kepresidenan Turki menyatakan bahwa kebangkitan yang didukung oleh umat Islam untuk Hagia Sophia akan berlangsung. Langkah ini akan muncul sebagai harapan bagi para Muslim yang tertindas, tertindas, dan dieksploitasi.
“Kebangkitan Hagia Sophia menandai pembebasan masjid al-Aqsa. Kebangkitan Hagia Sophia adalah jejak kehendak umat Islam di seluruh dunia yang akan datang … kebangkitan Hagia Sophia adalah kebangkitan api harapan umat Islam dan semua yang tertekan, salah, tertindas dan dieksploitasi.”
Jerusalem Post menafsirkan bahwa pidato Erdogan jika diterjemahkan memiliki arti yang sedikit berbeda dalam bahasa Arab dan Inggris. Dalam bahasa Arab pidato itu mengatakan bahwa mengubah Hagia Sophia menjadi masjid adalah bagian dari “kembalinya kebebasan untuk al-Aqsa”, yang pada dasarnya berarti Israel harus disingkirkan agar berhenti mengendalikan Kota Tua Yerusalem di mana al-Aqsa berada.
BACA JUGA: Presiden Erdogan: Kebangkitan Hagia Sophia Awal Kebangkitan Umat Islam di Dunia
“Presiden Turki mengaitkan keputusan untuk menghidupkan kembali Islam dari Bukhara di Uzbekistan sampai Andalusia di Spanyol. Terminologi ini, yang menghubungkan al-Aqsa di Yerusalem dengan Hagia Sophia dan Spanyol, adalah semacam terminologi untuk agenda keagamaan yang lebih luas. Dalam terjemahan Turki referensi yang sama ke bahasa Spanyol tampaknya tidak dimasukkan seperti dalam bahasa Arab.” jelas media itu.
Erdogan sendiri telah lama dikenal sebagai sosok yang mendukung perjuangan Palestina dan kritikus utama terhadap Israel. Turki juga pernah mengirim armada Gaza untuk mencoba menembus blokade Israel atas Gaza, menyebabkan kematian 10 warga Turki ketika pasukan Israel menyerbu kapal Mavi Marmara.
Presiden Turki tersebut juga berkeinginan untuk membangkitkan kembali umat Islam dan ukhuwah seluruh komunitas antara umat Islam yang telah berkurang. []
SUMBER: THE ISLAMIC INFORMATION