KISAH keajaiban menghafal Al-Qur’an ini dituturkan oleh Ustadz Anwar Mahzumi, salah seorang peserta program menghafal Al Qur’an 30 juz dalam 30 hari.
Peserta program menghafal Qur’an saat itu terdiri dari beragam usia. Ada yang berusia remaja. Ada yang tergolong pemuda. Ada pula yang berusia di atas 40 tahun. Meskipun dikelompokkan berdasarkan usia, para peserta laki-laki masih bisa bertemu setiap hari karena tempat makannya sama.
Salah satu peserta yang ajaib saat itu berasal dari Aceh. Ia masih pelajar SMP. Di hari-hari pertama karantina, ia sulit menghafal. Mengetahui teman-temannya sudah setor hafalan satu dua juz, ia menangis. Mengapa? Karena ia belum bisa lancar menghafal.
Bayangkan, anak sekecil itu, jauh dari rumah dan mendapati dirinya tertinggal jauh dibandingkan dengan teman-temannya. Kalau bukan karena pertolongan Allah, mungkin ia akan menyerah. Tapi tidak. Ia merenung. Merenung mengapa dirinya sulit menghafal. Dalam perenungan itu kemudian ia menyadari satu hal: ia perlu membaca banyak istighfar. Ia merasa perlu bersitighfar, memohon ampun kepada Allah. Memohon ampun atas dosa dan memohon ampun karena sulit menghafal.
Apa yang terjadi berikutnya? Keajaiban. “Setelah aku beristighfar,” kata Ustadz Anwar menirukan pelajar SMP itu, “seakan-akan Al-Qur’an berada di hadapanku ketika aku menghafal.”
Masya Allah, gatan fotografis. Tak perlu lagi ia membaca puluhan kali. Begitu sekali dua kali membaca, dan ia menghadap ke manapun untuk muraja’ah, seakan-akan di sana terbuka mushaf. Ia ingat ayat demi ayat dalam halaman mushaf tersebut.
Ia yang semula tertinggal dari teman-temannya tiba-tiba melejit. Setor satu juz. Hari berikutnya setor lagi. Tidak jarang setor dua juz dalam sehari. Dan akhirnya, ia menuntaskan hafalannya dalam 20 hari.
Bagaimana dengan kita? Banyak di antara kita yang mengeluhkan sulit menghafal Qur’an. Namun, sudahkah kita bertaubat? Sudahkah kita banyak-banyak membaca istighfar?
Anak kecil yang mungkin belum punya dosa saja memilih banyak beristighfar dan kemudian dimudahkan Allah menghafal Qur’an. Tentu kita yang telah berumur ini punya banyak dosa. Bisa jadi kemaksiatan dan dosa-dosa kita yang selama ini menghalangi kita dari hafalan Qur’an. []
Sumber: Tarbiyah