PYONGYANG— Korea Utara (Korut) telah mengkritik dan mengancam Australia karena menyelaraskan dirinya dengan Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) dan atas sikapnya terhadap rezim Pyongyang.
Ancaman itu dikeluarkan oleh media Korut yang dikelola negara, KCNA.
“Akhir-akhir ini, Australia menunjukkan langkah-langkah berbahaya dengan giat bergabung dengan provokasi politik dan militer yang menghina AS terhadap DPRK,” kata kantor berita KCNA mengatakan dalam sebuah pernyataan menggunakan akronim untuk Korut.
“Menteri luar negeri Australia secara pribadi menyatakan dukungannya untuk pendirian AS guna mempertimbangkan semua opsi termasuk penggunaan kekuatan terhadap DPRK, dan tiba di Panmunjom pada tanggal 11 Oktober bersama dengan menteri pertahanan Australia untuk mengecam DPRK selama kunjungannya ke Korea Selatan,” tambah pernyataan itu.
“Jika Australia terus mengikuti Amerika Serikat dalam menjatuhkan tekanan militer, ekonomi dan diplomatik kepada DPRK meskipun kami berulang kali memperingatkan, mereka tidak akan dapat menghindari bencana,” KCNA memperingatkan seperti dikutip dari Sky News, Minggu (15/10/2017) kemarin.
Peringatan terakhir Korut terhadap Australia ini terjadi setelah Menteri Luar Negeri Julie Bishop dan menteri pertahanan Marise Payne berkunjung ke zona demiliterisasi yang berada di antara Korsel dan Korut minggu lalu.
Bishop dan Payne menghadiri pertemuan di desa gencatan senjata Panmunjom dengan rekan-rekan mereka di Korsel, yang memperkuat dukungan Australia untuk sekutu historisnya.
Sebelumnya Korut juga kembali mengeluarkan ancaman menyerang Guam, bagian negara AS di wilayah Pasifik. Pyongyang menyatakan, perilaku Washington di Semenanjung Korea telah mendekatkan militernya pada “pelatuk”. []