KESETIAAN merupakan sifat terpuji dalam islam. Tingginya kedudukan sifat tersebut sebagaimana firman Allah:
إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ…
الَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلَا يَنْقُضُونَ الْمِيثَاقَ
“…Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran, (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian.” (QS. Ar-Ra’d: 19-20)
Suatu hari datang seorang wanita tua kepada Rasulullah, kemudian beliau bertanya, “Siapa engkau?”
BACA JUGA: Siapa Lebih Utama, Khadijah atau Aisyah?
Wanita tua itu menjawab, “Jatstsamah al-Muzniyah.”
Beliau berkata dengan semangat, “Engkau baik-baik saja? Bagaimana kabarmu? Bagaimana keadaanmu? Bagaimana nasibmu setelah berpisah dengan kami?”
Wanita tersebut menjawab, “Baik demi bapak dan ibuku.”
Setelah wanita itu pergi, berkatalah Aisyah, “Ya Rasulullah engkau menyambut wanita tua tersebut dengan sedemikian rupa?”
Rasulullah berkata, “Sesungguhnya dia pernah mendatangi kami sewaktu Khadijah masih hidup, dan setia janji adalah bagian dari iman.”
Hal tersebut membuat Aisyah begitu cemburu sekalipun Aisyah belum pernah bertemu atau pun melihat Khadijah. Hanya saja Rasulullah sering menyebut-nyebut namanya serta banyak menceritakan tentang Khadijah.
Terkadang Rasulullah memotong seekor kambing kemudian memotong-motongnya dan beliau bagikan kepada kerabat dekat Khadijah.
BACA JUGA: Belajar Jadi Istri Shalihah dari Khadijah Ra
Perhatian Rasulullah yang luar biasa terhadap Khadijah tersebut menunjukan besarnya kesetiaan Rasulullah terhadap khadijah, keluhuran akhlaknya, tingginya kadar kecerdasannya dan kebesaran jiwanya, meskipun Khadijah lebih tua umurnya.
Kehadiran Aisyah yang cantik, pandai, dan mencintai Rasulullah, tidak membuat Rasulullah melupakan Khadijah, maka kesetiaan terhadap Khadijah selalu ada sepanjang hidupnya. Dan Rasulullah tidak memadu Khadijah dengan wanita manapun selama Khadijah masih hidup. []
Sumber: Mereka Adalah para Shahabiyat/ Penulis: Mahmud Mahdi Al-Istanbuli, dkk/ Penerbit: At-Tibyan/ Juli, 2012