MICHAEL David Shapiro adalah pemuda dari Pasadena, Amerika Serikat, sekaligus seorang atheis yang akhirnya memeluk Islam setelah melakukan kajian soal agama Samawi; Islam, Kristen, Yahudi.
“Lama tidak percaya Tuhan menjadi atheis, akhirnya membuat saya bertanya pada diri sendiri mengenai jumlah Tuhan yang perlu saya percaya. Namun terlintas dalam pikiran saya, jika Tuhan ada banyak, tentu seorang Tuhan tidak setuju dengan tuhan yang lain, tentu akan membangkitkan perselisihan di antara Tuhan-Tuhan ini. Jadi saya percaya manusia sebenarnya hanya boleh percaya kepada satu Tuhan saja,” tuturnya seperti dikutip Onislam.
Namun sebagai seorang atheis, hati Michael tergelitik dengan satu kata bijak ‘Setiap desain pasti ada desainernya’. Bertolak dari kata bijak itu, hati Michael telah terbuka bahwa Tuhan itu ada.
“Namun percaya saja tidak cukup karena saya perlu mengenali Tuhan melalui agama. Tetapi di mana saya harus memulai? Pasalnya terdapat ‘ribuan’ agama di mana saya harus memperkecil jumlahnya,” sambung Michael.
Kemudian Michael percaya bahwa ia tidak perlu untuk mengkaji agama-agama yang memiliki tuhan lebih dari satu. Michael kemudian berusaha memahami beberapa konsep agama-agama Samawi, yakni Islam, Kristen dan Yahudi. Dia melakukan kajian secara mendalam tentang ketiga agama tersebut.
Setelah melalui kajian dan pemahaman logika, Michael sampai pada ajaran agama Islam. Di sini, Michael mengaku tidak menghadapi masalah untuk memahaminya. Baginya konsep 5 Rukun Islam dan Islam yang berarti patuh dan berserah diri, baginya tidak terlalu sulit untuk dipahami.
Yang membuat Michael lebih takjub adalah Al-Quran. Ia mengatakan bahwa banyak bukti ilmu pengetahuan yang ditemukan akhir-akhir ini sudah diterangkan dalam Alquran sejak 1.400 tahun yang lalu.
Setelah terjawab segala persoalan maka tanpa ragu anak muda ini memeluk Islam. “Saya telah menemukan kebenaran. Saya sudah keluar dari kegelapan dan menemukan cahaya Islam,” kata Michael. []