SHALAT yang dilakukan oleh seorang Muslim memiliki dampak secara langsung dalam prilakunya. Allah Azza wa Jalla berfirman :
“Sesungguhnya shalat itu bisa mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar,” (Al-Ankabut:45).
Tentu hal ini akan terwujud, jika melaksanakan shalat dengan benar sesuatu dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam syari’at ini. Sebaliknya, jika tidak dilaksanakan dengan benar, maka keburukanlah yang akan menimpanya. Termasuk, masalah meluruskan shaf ketika melaksanakan shalat secara berjama’ah. Keharmonisan hati adalah buahnya. Namun jika shafnya berantakan dan tidak lurus, maka dampak negatif pasti akan menimpa.
Salah satu dampaknya yaitu, shaf yang tidak lurus menyebabkan hancurnya umat.
Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu’anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Luruskanlah dan janganlah kalian melenceng, karena hati kalian pun akan melenceng (bercerai-berai),” (HR. Muslim, no. 432)
Dari hadits tersebut, tampak jelas bagi kita, tanpa menyisakan ruang untuk keraguan sedikitpun bahwa tidak meluruskan shaf menyebabkan perselisihan yang akan menumbuhkan rasa gentar, menyeret kepada kehancuran dan kehilangan kekuatan. Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Hendaklah kalian taat kepada Allah dan Rasul-Nya! Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu,” (Al-Anfal:46).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah kalian berselisih! Karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah berselisih hingga mereka binasa,” (HR. Al-Bukhâri, no. 2410).
Dengan memadukan nash-nash yang ada, maka maknanya menjadi : Luruskanlah dan janganlah kalian berselisih! Karena itu akan menyebabkan kalian binasa, menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian.”
Sungguh, hati telah bercerai-berai, jihad pun telah terbengkalai, seakan-akan tak ada lagi yang tersisa dari jihad selain sekadar pembicaraan tentangnya. Lantas, sampai kapankah kita akan terus begini? Sampai kapankah kita dalam keadaan terpecah-belah, berselisih dan tersia-siakan? Apakah belum tiba saatnya bagi hati kita untuk tunduk penuh khusyuk mengingat Allah Azza wa Jalla dan ajaran-ajaran agama kita? Wahai orang-orang yang terpilih dan terbaik, apakah belum tiba saatnya bagi kita untuk saling bertaut hati dan saling mencintai?
Maka, marilah kita bergegas untuk meluruskan shaf-shaf kita. Dengan izin Allah, kita akan bisa mengharmoniskan hati kita. Sungguh, keharmonisan hati itu sangat bermanfaat bagi kita dan sekaligus sebagai pukulan telak terhadap para syaitan, baik dari bangasa jin maupun manusia.
Sumber: As-Sunnah Edisi 08/Tahun XIX/1437H/2015M oleh Rumaysho.