Table of Contents
ADA beberapa hal yang perlu diketahui tentang Shalat Dhuha menurut ulama mazhab. Banyak yang menyebut bahwa salah satu shalat sunnah yang dianjurkan adalah shalat dhuha.
Berikut hal-hal yang perlu diketahui tentang shalat dhuha menurut ulama mazhab sebagaimana dijelaskan Ustaz Ustadz Muhammad Ajib dari Rumah Fiqih:
Shalat Dhuha menurut ulama mazhab: Hukumnya sunnah muakkad
Mayoritas ulama empat mahzab mengatakan shalat dhuha hukumnya adalah sunnah muakkadah.
“Imam An Nawawi, seorang ulama besar Mazhab Syafi’i menyebutkan hukum mengenai shalat dhuha menurut para ulama syafiiyah adalah sunnah mu’akkadah,” ujar dia.
Ini adalah pendapat Mazhab syafi’i dan madzhab mayoritas ulama. Dan ini juga pendapat para ulama muta’akhirin.
BACA JUGA: 7 Keistimewaan Shalat Dhuha
Shalat Dhuha menurut ulama mazhab: Waktu pelaksanaannya cukup panjang
Waktu pelaksanaan shalat dhuha itu cukup panjang. Sejak mulai ketika matahari sudah terbit sempurna bulatannya sampai menjelang adzan Zuhur.
“Artinya shalat dhuha boleh dikerjakan di awal waktu misalnya pukul 06.00 WIB dengan syarat matahari sudah sempurna bulatannya. Juga boleh dikerjakan di akhir waktu mepet dengan waktu Zuhur dengan syarat belum adzan Zuhur atau belum masuk waktu Zuhur,”jelas dia.
Akan tetapi waktu yang paling utama untuk mengerjakan shalat dhuha adalah sekitar pukul 09.00 WIB keatas. Sebab para ulama mengatakan waktu yang utama itu setelah seperempat waktu siang terlewati atau ketika sinar matahari mulai menyengat.
Imam an-Nawawi menyebutkan waktu shalat dhuha adalah sejak ketika matahari terbit sampai dengan waktu zawal (waktu datangnya shalat Zuhur). Sementara itu Imam al-Mawardi mengatakan waktu yang bagus adalah ketika seperempat siang sudah berlalu.
Waktu afdhal ini berdasarkan hadits sahih, dari Zaid bin Arqam, sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ
”Shalat awwabin (dhuha) itu ketika sinar matahari sudah menyengat.” (HR Muslim)
Shalat Dhuha menurut ulama mazhab: Shalat sendiri
Disunnahkan untuk shalat sendiri, karena dalam hadits shalat sunnah berjamaah yang utama hanya ada lima, yakni shalat id, shalat istisqa, shalat gerhana, shalat tarawih dan shalat witir. Namun jika ingin mengerjakan secara berjamaah juga dibolehkan dan tidak makruh.
Shalat Dhuha menurut ulama mazhab: Jumlah rakaat
Terkait jumlah rakaat para ulama sepakat bahwa jumlah minimal rakaat shalat dhuha adalah dua rakaat. Namun para ulama berbeda pendapat dalam menentukan jumlah maksimal rakaat shalat dhuha.
“Mayoritas ulama khususnya dalam Mazhab syafi’i bahwa maksimal rakaat shalat dhuha adalah delapan rakaat. Sebagian ulama seperti Imam ar-Rafi’i dan Imam ar-Ruyani mengatakan maksimal 12 rakaat,” jelas dia.
Imam an-Nawawi seorang ulama besar madzhab Syafi’i menyebutkan shalat dhuha minimal dua rakaat, paling banyak adalah delapan rakaat. Ini adalah pendapat mushonnif dan mayoritas ulama.
Imam ar-Rafi’iy dan Imam ar-Ruyani mengatakan paling banyak 12 rakaat. Dalil yang dipakai mayoritas ulama adalah hadits yang diriwayatkan Imam Abu Dawud, dari Ummu Haani’ beliau berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW pada saat pembebasan kota Makkah melakukan shalat dhuha delapan rakaat, dan beliau salam setiap dua rakaat.” (HR. Abu Dawud).
BACA JUGA: Waktu Terlarang Shalat Dhuha
Adapun dalil yang dipakai Imam ar-Rafi’i dan Imam ar-Ruyani adalah hadits yang diriwayatkan Imam al-Baihaqi, dari Abu Dzar, beliau berkata, Nabi SAW bersabda:
إن صليّت الضّحى ركعتين لم تُكتب من الغافلين، وإن صلّيتها أربعاً كُتِبتَ من المُحسنين، وإن صلّيتها ستّاً كُتِبتَ من القانتين، وإن صلّيتها ثمانياً كُتبتَ من الفائزين، وإن صلّيتها عشراً لم يُكتب عليك ذلك اليوم ذنب، وإن صلّيتها اثنتي عشرة ركعة بَنى الله لك بيتاً في الجنّة
“Jika kamu shalat dhuha dua rakaat maka tidak akan dicatat sebagai orang yang lalai, jika kamu shalat empat rakaat maka akan dicatat sebagai muhsinin, jika kamu shalat enam rakaat maka dicatat sebagai orang yang sering berdiri shalat, jika kamu shalat delapqn rakaat maka dicatat sebagai orang yang sukses atau beruntung, jika kamu shalat 10 rakaat maka dosamu tidak akan dicatat di hari itu, jika kamu shalat 12 rakaat maka Allah akan bangunkan rumah di surga bagimu.” (HR al-Baihaqi dan beliau mendhaifkannya).
Imam an-Nawawi mengatakan bahwa yang paling afdhal jika ingin mengerjakan shalat dhuha dengan jumlah rakaat sedikit adalah empat rakaat. Walaupun sebenarnya boleh hanya dua rakaat. Namun lebih utama empat rakaat.
Shalat Dhuha menurut ulama mazhab: Cara mengerjakannya
Cara mengerjakan Shaat Dhuha juga sama dengan shalat lainnya. Yaitu dikerjakan dengan dua rakaat salam dua rakaat salam.
Ketika shalat sunnah dhuha, bacaan yang dianjurkan untuk dibaca adalah surat as-Syams di rakaat pertama dan surat ad-Dhuha di rakaat kedua. Ada juga hadits yang menyebutkan bahwa di rakaat pertama membaca surat al-Kafirun dan rakaat kedua membaca surat al-Ikhlas. Dan ini adalah yang paling afdhal menurut Imam ar-Ramli yang juga ulama Mazhab Syafi’i. []
SUMBER: REPUBLIKA