SAHABAT Islampos, akan ada gerhana bulan total (GBT) atau khusuful qamar pada 8 November 2022. Peristiwa tersebut diprediksi akan berlangsung pada pukul 17.17 WIB/18.17 WITA/19.17 WIT, dan berakhir pada pukul 19.49 WIB/20.49 WITA/ 21.49 WIT. Muslim diimbau untuk melaksanakan shalat gerhana.
Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin menjelaskan bahwa berdasarkan data astronomis, fenomena alam tersebut akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia.
“Insya Allah, pada 8 November 2022, akan terjadi Gerhana Bulan Total di seluruh wilayah Indonesia,” terang Kamaruddin Amin di Jakarta, Jumat (4/11/2022).
BACA JUGA: Pesan Tersirat dari Terjadinya Gerhana
Menurutnya, Gerhana Bulan Total di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu dapat dilihat pada kontak Umbra 3 (U3) pukul 18:42 WIB. Sementara masyarakat di Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat, dapat melihat GBT pada waktu puncak gerhana, yakni 17:59 WIB.
Untuk wilayah Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, GBT dapat dilihat pada kontak Umbra 2 (U2) pukul 17:16 WIB/18:16 WITA/19:16 WIT.
“Masyarakat Papua dan Papua Barat dapat melihat Gerhana Bulan Total pada kontak Umbra 1 (U1) pukul 18:08 WIT,” jelasnya.
Pihak Kemenag pun mengimbau masyarakat muslim untuk melaksanakan shalat gerhana bulan (shalat khusuf).
“Pelaksanaan shalat gerhana disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya masing-masing,” jelas Kamaruddin Amin.
BACA JUGA: Gerhana Matahari; Shalat atau Selfie?
Berikut beberapa hal yang perlu diketahui terkait pelaksanaan shalat gerhana:
- Shalat gerhana dilaksanakan ketika terjadi gerhana sampai dengan usai gerhana, baik saat gerhana matahari maupun gerhana bulan, pada gerhana total atau gerhana sebagian. Apabila gerhana selesai, sementara shalat masih ditunaikan, maka shalat tetap dilanjutkan dengan memperpendek bacaan.
- Orang yang dapat mengerjakan salat gerhana adalah mereka yang mengalami gerhana atau berada di kawasan yang dilintasi gerhana. Orang yang berada di kawasan yang tidak dilintasi gerhana tidak dituntunkan mengerjakan salat gerhana.
Adapun tata cara shalat gerhana bulan adalah sebagai berikut:
- Shalat gerhana dilaksanakan secara berjamaah, tanpa adzan dan iqamah. Dilaksanakan dua rakaat. Pada setiap rakaat melakukan rukuk, qiyam, dan sujud dua kali.
- Shalat gerhana boleh dilakukan di tanah lapang ataupun masjid. Urutan tata cara sholat gerhana adalah sebagai berikut:
- Imam menyerukan “As-salatu jami’ah”.
- Niat
- Takbiratulihram.
- Membaca Doa Iftitah.
- Membaca taawudz, Bismillah, lalu Surat Al Fatihah dan surat panjang dengan jahar.
- Rukuk dengan membaca tasbih yang lama.
- Mengangkat kepala dengan membaca “Sami‘allāhu li man hamidah”, makmum membaca “Rabbana wa lakal-hamd”.
- Berdiri tegak, lalu membaca Surat Al Fatihah dan surat panjang, tetapi lebih pendek dari yang pertama.
- Rukuk sambil membaca tasbih yang lama, tetapi lebih singkat dari yang pertama.
- Bangkit dari rukuk dengan membaca “Sami‘allahu li man hamidah, rabbana wa lakal-hamd”.
- Sujud.
- Duduk di antara dua sujud.
- Sujud.
- Bangkit dari sujud, berdiri tegak mengerjakan rakaat kedua seperti rakaat pertama tanpa membaca Doa Iftitah.
- Salam.
- Setelah shalat, imam berdiri menyampaikan khotbah satu kali yang berisi nasihat serta peringatan terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa ta’ala serta mengajak memperbanyak istighfar, sedekah, dan berbagai amal kebaikan.
Demikian penjelasannya sebagaimana dikutip dari Rubrik Tanya Jawab Agama Majalah Suara Muhammadiyah No. 19 Tahun 2008 dan Kemenag.go.id. []