SHALAT malam merupakan salah satu amalan yang dikerjakan Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya. Diriwayatkan dari Mughirah bin Syu’bah, Rasulullah ﷺ mengerjakan shalat malam hingga bengkak kedua telapak kakinya.
Ditanyakanlah kepada beliau ﷺ, “Mengapa engkau membebani diri seperti ini, padahal Allah telah memberikan ampunan kepadamu atas dosa yang lalu dan yang akan datang?”
Beliau ﷺ menjawab, “Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?”
Amal ibadah shalat malam Rasulullah ﷺ pun diteladani dengan sangat baik oleh para penerusnya yakni 4 sahabat yang kemudian menjadi pemimpin umat. Mereka bergelar Khulafaur Rasyidin.
BACA JUGA: Apa Perbedaan Shalat Qiyamul Lail dengan Shalat Tahajud?
Mereka adalah Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Keempatnya pun istiqamah melaksanakan shalat malam.
Ahmad Erkan dalam 4 Shalat Dahsyat (Tahajud, Fajar, Subuh, Dhuha) menceritakan kisah teladan para khulafaur rasyidin tersebut dalam melaksankan shalat malam. Berikut kisahnya:
1 Shalat malam Abu Bakar Ash Shiddiq
Abu Bakar selalu mengerjakan witir di awal malam yakni sebelum tidur. Ketika bangun di malam hari, beliau mengerjakan shalat dengan satu salam tiap dua rakaat.
Diriwayatkan dari Qatadah, ia berkata:
“Pada suatu malam, nabi ﷺ keluar rumah (menuju masjid), dan ternyata Beliau mendapati Abu Bakar sedang mengerjakan shalat dengan merendahkan suaranya. Selanjutnya Beliau melewati Umar yang juga sedang mengerjakan shalat namun dengan suara keras.
Ketika keduanya berkumpul di sisi nabi, Beliau bertanya, ‘Wahai Abu Bakar, aku tadi melewati dirimu, sedang engkau mengerjakan shalat dengan melirihkan suaramu (mengapa begitu?)’
Abu Bakar menjawab, ‘Ya Rasulullah, sungguh aku telah cukupmemperdengarkan munajatku kepada Allah.”
Lantas, Rasulullah bertanya kepada Umar, “Aku melewati dirimu sedangkan engkau melaksanakan shalat dengan mengeraskan suara. Mengapa begitu?”
Umar menjawab, “Ya Rasulullah, aku hendak membangunkan orang-orang yang tidur sekaligus mengusir setan.”
Nabi kemudian bersabda, “Wahai Abu Bakar, keraskan suaramu sedikit. Dan Umar, lirihkan suaramu sedikit!”
2 Shalat malam Umar bin Khattab
Diriwayatkan dari Zaid bin Aslam, dari ayahnya, bahwa Umar bin Khattab mengerjakan shalat malam begitu lama hingga waktu akhir malam tiba, beliau membangunkan keluarganya untuk mengerjakan shalat dengan mengatakan, “Mari shalat! Mari shalat!”
Selanjutnya, beliau membacakan firman Allah SWT:
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS Thaha: 132)
BACA JUGA: Ketika Umar bin Abdul Azis Shalat Tahajud
Riwayat lain tentang ketaatan Umar menjalankan tahajut disampaikan Abbas. Dia berkata, “Aku pernah jadi tetangga Umar bin Khattab. Selama itu aku belum pernah melihat seorang pun yang malam harinya lebih utama daripada dia. Malam harinya digunakan untuk mengerjakan shalat, dan siang harinya digunakan untuk berpuasa dan emmenuhi kebutuhan masyarakat.”
Ibnu Katsir berkata, “Umar bin Khattab biasa mengimami shalat jamaah ISya dengan orang bnayak. Kemudian, masuk ke rumahanya untuk mengerjakan shalat sunah. Dan, beliau masih terus mengerjakannya tanpa henti hingga fajar pagi terlihat.”
3 Shalat malam Utsman bin Affan
Diriwayatkan dari Ibnu Sirrin, dia berkata, “Salah seorang istri Umar bin Affan yakni Nailah, berkata ketika beliau (umar) terbunuh, ‘Kalian telah membunuhnya padahal dia adalah orang yang suka menghidupkan malam sepenuhnya dengan mengkhatam Alquran hanya dalam satu rakaat.”
Abdurrahman At-Tamimi berkata, “Sungguh pada mala mini aku akan mnegalahkan orang-orang untuk meraih maqam Ibrahim. Ketika telah selesai shalat Isya, maka akhirnya aku berhasil mendapatkannya. Sehingga akupun bisa mengerjakan shalat di dalamnya.
Ketika aku sedang berdiri, tiba-tiba ada seorang lelaki meletakkan tangannya di pundakku. Ternyata lelaki tersebut adalah Utsman bin Affan. Sesudah kejadian itu beliau menunaikan shalat. Beliau memulainya dengan bacaan umulkitab (Al Fatihah), hingga mengkhatamkan seluruh Alquran. Baru kemudian beliau ruku dan sujud.”
BACA JUGA: Cara Mudah Melaksanakan Qiyamul Lail
4 Shalat malam Ali bin Abi Thalib
Putra paman sekaligus menantu Rasulullah ﷺ ini pun terkenal keshalehannya karena selalu mendirikan shalat malam dan tahajud.
Ketika Dhirar bin Dhamrah Al Kannani diminta oleh Muawiyah bin Abu Sofyan untuk berkomentar tentang Ali, dengan lugas ia mengatakan, “Beliau tidak suka kepada dunia dengan segala gemerlapnya. Beliau lebih suka kepada waktu malam dengan kegulitaanya. Aku bersaksi kepada Allah bahwa aku pernah melihat beliau berada di beberapa kesempatan ketika malam hari telah menarik tirainya dan bintang-bintang telah terbenam, beliau beranjak menuju mihrabnya dengan memegang janggutnya, tampak begitu gelisah dan menangis laksana tangisan orang yang bersedih hati, seakan sekarang ini aku sedang mendengarnya.
Ketika itu beliau mengatakan, ‘Ya Rabbana … Ya Rabbana,’ sambil tunduk menghadapkan diri kepada-Nya.
Selanjutnya ia berkata kepada dunia, ‘Apakah engkau hendakmenipuku dan apakah kepada engkau hendak membidik? Sungguh jauh, mustahil! Tipulah orang lain selain aku. Sungguh umurmu adalah pendek, tempatku adalah hina, dan bahayamu sangat lah kecil. Aduhai betapa sedikitnya perbekalan, betapa jauhnya perjalanan, dan betapaliarnya jalan yang harus ditempuh.”
Dhirar melanjutkan ceritanya dengan mengatakan, “Lalu, air mata Muawiyah menetes pada janggutnya. Ia pun mengusapnya dengan lengan baju. Sementara itu para sahabat yang lain ikut tercekik dengan tangis mereka.
Muawiyah berkata, ‘Jadi seperti itu keadaan ayah Hasan rahimahullah. Lalu, bagaimana perasaanmu kepadanya wahai Dhirar?’
Dhirar menjawab, “Seperti perasaan orang yang memiliki anak satu-satunya yang masih di pangkuan lalu disembelih; air matanya tidak pernah berhenti dan kesedihannya tidka pernah berakhir.” []