Oleh: Raidah Athirah
Penulis, Kontributor Islampos, Tinggal di Polandia
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
KATAKANLAH (Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS.Al-An’am:162)
Orang-orang terpilih itu meninggal di hari Jumat, SubhanAllah, hari yang indah!
Jiwa yang khusyuk itu kembali kepadaNya ketika waktu Jumat belum juga naik ke langit. SubhanaAllah, waktu yang mulia!
Jasad mereka kembali kepada-Nya di tanah tempat sujud itu belumlah mengering. Subhanallah, masjid tempat yang diberkahi!
BACA JUGA: Korban Teror Biadab Brenton Tarrant di Masjid Selandia Baru Jadi 50 Orang
Tangis ini masih tak henti-henti. Bukan saja menangisi tragedi di Christchurch tetapi mengingatkan diri bahwa kematian bisa datang kapan saja.
Setelah kejadian pelecehan yang saya alami perihal identitas sebagai seorang Muslimah, saya belajar satu hal, ” Shalatku, shalatku, shalatku.”
Saya takut ketika kematian datang, shalat saya buruk, amanah belumlah selesai dan saya masih sibuk memikirkan pencapaian-pencapain dunia sedang kain kafan telah selesai ditenun.
Semoga Allah memberikan Jannatul Firdaus kepada orang-orang terpilih yang dipanggil Allah dengan menaikkan kalimat-Nya.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
***
Saya ingin saudara semua paham bahwa ini bukan tentang ketakutan akan kematian.
Saya ingin mengingatkan saudara bahwa peristiwa tragis ini tidak akan pernah membuat jiwa-jiwa Muslim di Barat kehilangan harapan.
Saya berharap saudara bersyukur tentang rumah di tanah air yang dikelilingi dengan masjid dan rasa aman.
Saya berharap saudara dalam satu pemahaman dengan jiwa Muslim di sini bahwa peristiwa ini tak akan menjadikan iman menjadi lemah.
Saya ingin saudara menjadi saksi dengan tulisan ini bahwa hijab sebagai simbol seorang muslimah tidak akan terlepas sampai jasad kembali kepadaNya.
Peristiwa ini adalah pelajaran terbesar bagi seorang Muslim untuk jiwa yang dhoif untuk selalu menjaga waktu shalat karena bisa saja ini adalah “Shalat terakhir di bumi”.
BACA JUGA: Begini Detik-detik Kepala Fraser Anning Dikepruk Telur oleh Will Connolly
Jangan menjadikan peristiwa ini untuk menghasut kebencian.
Kemarahan dan kebencian bukanlah jalan seorang Muslim. Shalat adalah jalan suci lahir batin. Ketenangan adalah senjata untuk melangkah bahwa apapun yang telah tertuliskan kepada kita tak seorang pun mampu mencegah.
Mari memperbaiki shalat!
Mari melangkah ke masjid!
Mari ajarkan anak-anak kita tentang keutamaan shalat!
Polandia Ahad,17 Maret 2019