Oleh: Fakhri Fauzan Azhari
STAI Persis Bandung Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
SECARA biologis, kita mempunyai dua tangan, dan setiap tangan memiliki lima jari. Demikian juga halnya islam yang memiliki lima rukun. Setiap jari kita menjadi symbol dalam rukun islam tersebut. Khusus untuk ibadah Shaum, kita analogikan dengan jari tengah. Jari yang berada di tengah ini merupakan jari yang paling tinggi, dan menjadi penengah serta penyeimbang bagi jari yang lainnya.
Begitu juga dengan shaum, menjadikan orang yang menjalankannya bisa mengendalikan hawa nafsu dan menyeimbangkan emosinya. Sehingga terhindar dari segala pengaruh buruk dan godaan maksiat. Disaat sedang shaum, jangankan yang haram atau yang dilarang, barang-barang atau hal-hal yang halalpun kita tinggalkan. Sebuah hikmah yang begitu luhur, mentarbiyati kehidupan jasmani dan rohani kita untuk menjadi lebih baik.
Tidak terasa waktu bergulir. Dan kita akan kembali bertemu dengan bulan yang penuh Rahmat ini hanya tinggal menghitung hari saja. Bila diperhatikan, ada hal yang unik untuk bulan ramadhan tahun ini, yakni seperti tahun-tahun sebelumnya, bertepatan dengan event sepak bola. Ya, Piala Dunia 2018 Russia. Gembira dan antusias, itulah sambutan yang diekspresikan umat Islam dan para penggemar sepak bola terhadap datangnya momen istimewa tersebut. Jika dimaknai secara filosofis, ada kesamaan nilai filosofis antara ibadah shaum dan sepak bola.
Pertama, perjuangan
Shaum adalah perjuangan menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu dari waktu imsyak sampai datangnya waktu maghrib, sedangkan para pesepak bola berjuang secara tim untuk mengalahkan lawannya. Buah dari perjuangan tersebut, baik shaum maupun sepak bola adalah meraih kemenangan. Makna kemenangan dalam shaum adalah jika aktivitas menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu tersebut berhasil membentuk seorang muslim menjadi pribadi yang bertaqwa, sedangkan bagi sebuah tim sepak bola makna kemenangan adalah jika mampu mengalahkan lawannya dan meriah juara.
Kedua, kerja keras
Bagi orang yang shaum, menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu bukan hal yang mudah, butuh kerja keras dan ketahanan fisik. Sebuah tim sepak bola pun perlu kerja keras untuk memenangkan sebuah pertandingan. Sebelum bertanding, mereka melakukan latihan yang keras supaya ketika bertanding benar-benar siap. Ketika wasit meniup pluit tanda pertandingan dimulai, maka semua anggota tim bahu membahu bekerja keras untuk memenangkan pertandingan. Dalam prosesnya, kadang ada pemain yang cedera, tapi hal itu adalah sebuah resiko yang diterima dalam sebuah perjuangan..
Ketiga, pengendalian diri
Orang yang shaum diwajibkan untuk mengendalikan diri dari hal-hal yang dapat membatalkannya, seperti. makan, minum, atau melakukan hubungan suami-istri pada siang hari. Sementara para pemain sepak bola harus mampu mengendalikan diri supaya mampu bermain dalam tim, mampu mengontrol tempo permainan, Kapan waktunya menyerang, kapan waktunya bertahan, serta mengontrol bola supaya dapat dibawa, dioper, atau ditembak ke gawang.
Keempat, daya tahan
Orang yang shaum harus memiliki daya tahan dari berbagai godaan yang dapat membatalkan shaum. Oleh karena itu, disamping fisik yang prima, juga diperlukan keimanan yang kokoh. Agar memiliki fisik yang kuat, orang yang shaum disunnahkan makan sahur. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Bersahurlah kalian, karena dalam sahur ada keberkahan”. Selain disunahkan bersahur, maka. Ketika beraktivitas hendaklah lakukan yang tidak terlalu menguras energi. Sedangkan untuk menguatkan keimanan, orang yang shaum harus meniatkan ibadah karena Allah, dan shaum sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan. Apalagi shaum adalah ibadah yang kualitasnya langsung dinilai oleh Allah SWT.
Para pemain sepak bola pun harus menjaga daya tahannya dengan banyak melakukan latihan fisik. Ketika bertanding, dia harus mampu menjaga staminanya dari awal sampai akhir pertandingan, jangan sampai kedodoran. Salah satu penyebab kekalahan sebuah tim adalah karena stamina pemain yang kurang optimal. Oleh karena itu, waktu menjelang akhir pertandingan (injury time) adalah waktu yang kritis karena para pemain banyak yang kelelahan sehingga ada kalanya gol penentu kemenangan terjadi pada saat injury time.
Kalau hal tersebut terjadi, tentu para pemain dari tim yang kebobolan akan merasa sangat kecewa, karena sejak menit awal mati-matian menjaga daerah pertahanannya, tapi beberapa saat menjelang pertandingan berakhir, justru kebobolan.
Kelima, kesehatan
Baik shaum maupun sepak bola dapat menyehatkan badan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda “Berperanglah, niscaya kalian akan mendapatkan harta rampasan perang. berpuasalah niscaya kalian akan sehat, dan bersafarlah, niscaya kalian akan diberi kecukupan.” Begitupun dengan sepak bola, sebagai salah satu jenis olah raga, akan membuat badan para pemainnya sehat dan kuat.
Itulah lima nilai filosofis puasa dan sepak bola yang dapat dijadikan sebagai sebuah kajian. Mungkin masih ada nilai-nilai filosofis lainnya yang luput atau tidak dibahas pada tulisan ini. Tetapi intinya, baik shaum maupun sepak bola memberikan manfaat bagi pelakunya. Wallahu a’lam bisshawab. []