SHALAT sunnah rawatib adalah sholat sunnah yang dikerjakan mengiringi 5 waktu sholat fardhu. Secara bahasa, rawatib sendiri artinya tetap atau teratur. Bisa dikatakan jika sholat rawatib ini termasuk sholat sunnah yang dikerjakan secara teratur oleh Rasulullah SAW.
Hukum mengerjakan sholat rawatib ini dibagi menjadi dua macam, yakni sunnah muakkad dan ghairu muakkad. Sunnah muakkad berarti sholat sunnah yang sangat dianjurkan, sedangkan sunnah ghairu muakkad adalah shalat sunnah yang kedudukannya lebih ringan daripada sunnah muakkad.
Sedangkan sholat sunnah rawatib sendiri terdiri dari:
-2 raka’at sebelum Shubuh
-4 raka’at atau 2 raka’at sebelum Dhuhur
-4 raka’at atau 2 raka’at sesudah Dhuhur
-4 raka’at atau 2 raka’at sebelum Ashar
-2 raka’at sebelum Magrib
-2 raka’at sesudah Magrib
-2 raka’at sebelum Isya’
-2 raka’at sesudah Isya’
Dari ke-22 raka’at rawatib tadi, hanya 10 raka’at saja yang hukumnya sunnah muakkad (karena tidak pernah ditinggalkan oleh Rosulullah SAW).
Dari Ibnu Umar bahwa Rosulullah SAW tidak pernah meninggalkan sholat 10 raka’at (rawatib) yaitu 2 raka’at sebelum Dzuhur dan 2 raka’at sesudahnya, 2 raka’at sesudah magrib di rumah beliau, 2 raka’at sesudah Isya’ di rumah beliau, dan 2 raka’at sebelum Shubuh (HR Imam Bukhari dan Muslim).
Adapun 10 rakaat yang termasuk sunnah muakkad adalah:
-Dua rakaat sebelum sholat Shubuh
-Dua rakaat sebelum sholat Zuhur
-Dua rakaat sesudah Shola Zuhur
-Dua rakaat sesudah sholat Magrib
-Dua rakaat sesudah sholat Isya
Yang perlu menjadi catatan bahwa sholat sunnah rawatib ini tidak disunnahkan dikerjakan dengan berjamaah.
Sangat penting juga bagi kita untuk memahami bahwa tidak ada shalat ba’diah asar dan ba’diah shubuh, bahkan apabila melakukannya malah berhukum haram. []