SEORANG anak muda tampak hadir di tengah kerumunan. Tubuhnya kekar. Tingginya melebihi semua orang yang ada di tempat tersebut sehingga sangat mudah dilihat. Kulitnya putih kemerah-merahan. Dengan serius, ia menyimak puisi yang sedang dibacakan. Rona kekaguman terpancar dari wajahnya. Kepalanya sebentar-sebentar dianggukan saat bait-bait puisi mampir di telinganya. Dialah Umar bin Khaththab.
Selama masa jahiliahnya Umar memang senang mendengarkan syair, beradu gulat bahkan Umar pun senang meminum khamr.
BACA JUGA: Belajar dari Sikap Tawadhunya Umar bin Khattab
Ini berlangsung di pasar Ukaz. Pasar Ukaz merupakan pasar yang senantiasa ramai. Orang-orang Arab dari berbagai penjuru datang berbondong-bondong menuntun unta mereka untuk menggelar barang dagangan mereka. Berbagai acara hiburan tersaji di pasar Ukaz . Mulai dari pembacaan puisi oleh para penyair hingga adanya gulat.
Usai menyimak puisi, ia menuju samping pasar Ukaz, tempat digelarnya adu gulat. Pemuda-pemuda yang berbadan tegap tenah berkerumun. Tatkala orang-orang melihat Umar datang, cepat-ccepat mereka memberi jalan. Mereka yakin kedatangan Umar ini bukan untuk menonton saja, tetapi hendak bergulat.
BACA JUGA: Kisah Wanita Penjual Susu di Masa Khalifah Umar Bin Khatthab
Dugaan mereka benar. Umar memang hendak bergulat. Saat Umar bergulat penonton semakin banyak, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka bersorak sorai mendukungnya karena yakin tak ada orang yang mampu mengalahkan Umar. Selain Umar mahir berkuda ia juga jago dalam bergulat. []
Sumber: The Golden Story of Umar bin Khaththab/ penulis: DR. Ahmad Hatta, MA/ Penerbit: Maghfirah Pustaka/ April 2014