KISAH inspiratif datang dari Faza Meonk, anak muda berbakat yang berhasil menciptakan karakter tokoh Si Juki. Faza yang memiliki nama asli Faza Ibnu Ubaidillah ini berhasil menarik perhatian masyarakat melalui tokoh Si Juki dalam bentuk komik yang kini laku keras di pasaran.
Faza, begitu ia akrab disapa, mengaku bahwa Si Juki lahir karena keprihatinannya dalam perkembangan karakter tokoh di Indonesia. Padahal, banyak tokoh karakter dari luar yang sukses diterima di pasaran dan menarik banyak perhatian. Sebut saja Spiderman, Doraemon, Shinchan, dan masih banyak lagi.
“Dulu setiap saya bertanya pada orang-orang siapa kiranya tokoh karakter fiksi Indonesia yang mereka kenal, jawabannya tidak jauh dari Si Unyil atau Komo. Ini kan artinya ada kesalahan karena tidak berkembang. Maka saya buatlah karakter Si Juki,” ucap pria yang kini menjadi dosen di Jurusan Animasi Universitas Bina Nusantara ini kepada Islampos saat ditemui di kampus Binus.
Karakter tokoh Si Juki yang santai, ceplas-ceplos, bahkan terkesan nyeleneh ini memang diakui Faza sebagai karakter khas yang sengaja ia bangun agar lebih diterima masyarakat.
Menurutnya, masyarakat Indonesia, khususnya kaum muda saat ini, membutuhkan figur bijak yang menyampaikan nilai-nilai kehidupan dengan santai dan tidak terkesan menggurui.
“Banyak pesan yang saya sampaikan melalui Si Juki ini. Seperti misalnya campaign untuk bangga menjadi jomblo, tidak menggalau untuk hal-hal tidak penting, juga kisah-kisah lain yang bertujuan untuk mengubah mindset anak muda agar lebih aware terhadap hal yang lebih bermanfaat,” ujar pria kelahiran 23 Agustus 1991 ini.
Tokoh Si Juki yang lahir pada awal 2012 ini juga diakui Faza sebagai potret sekaligus kritik sosial yang terjadi di masyarakat. Hal itulah yang menyebabkan banyak pihak merasa tersentil dengan ocehan Si Juki ini. Namun, karena dibalut dengan kritik yang cerdas, kisah Si Juki justru menciptakan efek humor yang disukai pembaca.
Faza –yang melahirkan tokoh Si Juki saat masih berkuliah ini– bercerita bahwa komik merupakan ladang menguntungkan yang belum banyak digarap orang. Padahal, di luar negeri industri ini sudah sangat menjanjikan.
“Doraemon contohnya, meski pembuat karakternya sudah lama meninggal, namun royalti masih mengalir terus ke keluarga dengan jumlah yang sangat besar. Baik itu dari komik, film, merchandise, dan lain sebagainya,” ujar pria yang mengawali karirnya dari media sosial ini.
Si Juki sendiri kini sudah meraup keuntungan yang tidak sedikit. Lewat komik di media sosial, komik cetak, merchandise, dan masih banyak lagi, nominal yang didapatkan kini bahkan mencapai kisaran 40-50 juta perbulan. Faza juga mengaku bahwa ia menggantungkan biaya hidup sepenuhnya dari penghasilan Si Juki.
Kini, project Si Juki sudah memiliki tim yang bernama ‘Tim Si Juki’. Melalui tim ini, Faza akan terus mengembangkan karakter Si Juki ke dalam berbagai bentuk, terutama dalam bentuk animasi.
Faza berharap, tokoh Si Juki mampu menginspirasi komikus lain untuk dapat mengembangkan karakter tokohnya dengan perencanaan yang matang hingga akhirnya diterima di masyarakat.
“Saya berencana ingin membantu komikus lain dalam mengembangkan tokoh karakter ciptaannya. Di Indonesia banyak komikus berbakat, namun belum memiliki skill untuk mengembangkan dan memasarkan hasil karyanya. Padahal branding sangat diperlukan disini,” ujarnya lagi.
Di akhir wawancara, Faza berpesan agar anak muda di Indonesia berani untuk mewujudkan mimpinya melalui passion apapun yang dimiliki. Pastikan karya yang dihasilkan adalah karya yang inovatif dan tentunya bermanfaat untuk masyarakat.
“Kuncinya adalah fokus dan konsisiten,” tutupnya.