Oleh: Andi Ryansyah
Jurnalis
APA yang kita lakukan bila melihat pencuri masuk ke rumah kita? Barangkali kita akan berteriak sekeras-kerasnya, “Maling… maling… tolong… tolong…” lalu mengejarnya, menangkapnya, atau bahkan sampai menghajarnya. Tak peduli apakah si pencuri itu berhasil mengambil barang kita atau tidak. Tak peduli apakah alasan si pencuri itu bisa dimaklumi atau tidak. Tak peduli apa agama si pencuri.
Berbeda dengan kisah unik sang empunya rumah satu ini, yang bernama Malik bin Dinar ra. Suatu hari, seorang pencuri masuk ke rumah Malik. Namun sedihnya, pencuri itu tidak mendapatkan apapun yang berharga di dalam rumah itu, dan ia pun akhirnya keluar.
Sebelum keluar, pencuri itu dipanggil Malik bin Dinar ra, “Assalamu’alaikum.”
Pencuri itu menjawab,” Wa’alaikumussalam.”
Malik berkata, “Engkau tidak dapatkan sedikit pun dari dunia di sini, apakah engkau menginginkan sesuatu dari akhirat?”
“Ya,” jawab pencuri itu.
“Kemarilah, berwudhulah, lalu shalatlah dua rakaat.”
Setelah pencuri itu shalat, Malik berkata, “Tinggallah di sini sampai esok pagi.” Si pencuri itu pun setuju.
Di waktu shubuh, ketika Malik dan si pencuri pergi ke masjid, para sahabatnya bertanya, “Siapa yang jalan bersamamu ini?”
Sambil tersenyum, Malik menjawab, “Kemarin ia datang ingin mencuri rumahku, tapi ternyata sekarang aku yang mencuri dirinya.” (Tarikh Al Islam karya Adz Dzahabi yang dikutip oleh M.Lili Nur Aulia dalam bukunya “Diriku, Bagaimana Kabarmu?”)
Akhlak Islam bagaikan magnet, memiliki daya tarik yang kuat bagi si pencuri. Akhlak Islam bak tawas, menjernihkan kekeruhan prilaku si pencuri. Awalnya ingin mencuri, tapi kebalikannya justru “dicuri”. Subhanallah walhamdulillah. []